Renungan Malam
KJ 437 : 1  – Berdoa

Matius 5: 43 – 48

“…Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu….Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (ay.44,48)

Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online) mengartikan kata sempurna sebagai: utuh dan Iengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela). Memahami kata “sempurna” ini harus dilihat pada konteks dimana kata ini digunakan. Jika konteksnya adalah ujian sekolah, maka kata sempurna itu menunjuk pada hasil atau nilai dari ujian sekolah tersebut : “nilai ujian pelajar tersebut sempurna, ponten 100 semua.”
Bacaan firman Tuhan saat ini, hendak mengemukakan tentang kata “sempurna” yang dihadirkan dalam konteks perbuatan kasih: “KasihiIah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. . .Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (ay.44 & 48). Artinya, sebagai orang percaya, kita diajarkan untuk mengasihi sesama secara sempurna yaitu kasih yang dinyatakan tanpa ada keberatan-keberatan hati, kasih yang dinyatakan dengan tulus tanpa mengingat-ingat Iagi perbuatan musuh kita, kasih yang tanpa pamrih atau meminta-minta balasan kasih. Perbuatan kasih seperti inilah yang disebut sebagai kasih sempurna yang utuh, tidak becacat dan tidak bercela.
Memasuki peristirahatan di malam ini, ada beberapa pertanyaan yang hendak kita renungkan bersama: Sudahkah kita mengasihi dengan sempurna? Sudahkah kita benar-benar mengasihi dan mengampuni serta tidak mengingat-ingat lagi perbuatan jahat musuh-musuh kita? Masihkah kita menganggap mereka musuh-musuh kita? Bapa sorgawi adalah sempurna dalam segala hal termasuk dalam hal mengasihi kita. Ketika firman Tuhan mengajarkan kita untuk juga berlaku sempurna, maka hal yang harus kita kerjakan adalah mengasihi semua orang dengan kasih yang utuh, Iengkap, tidak becacat dan tidak bercela. Sempurna.

KJ. 437 : 4

Doa : (TUHAN, mampukan kami untuk saling mengasihi dengan sempurna)