Renungan Malam 12 Februari 2019

GB.79 : 1 – Berdoa

Kisah Para Rasul 4 : 36 – 37
Demikian pula dengan Yusuf, … ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya dan meletakannya didepan kaki Rasul-rasul. (ay.37)

Mengorbankan sesuatu yang kita miliki untuk kepentingan banyak orang terasa sukar kita lakukan, tetapi bukan berarti tidak bisa. Yang soal apakah kita mau mendengar dan berbuat sesuai bisikan Roh Kudus. Jika mau maka kita pasti bisa melakukannya. Sebagai contoh Yusuf, yang disebut Barnabas seorang suku Lewi dari Siprus yang menjual ladangnya dan dengan sepenuh hati menyerahkan uang hasil penjualannya kepada para Rasul untuk dikelola bagi kepentingan pelayanan Jemaat (ay. 36-37). Hal itu terjadi bukan karena dia hebat atau berkelebihan harta melainkan karena pimpinan Roh Kudus.

Ceritera diatas merupakan ceritera lanjutan dari perikop pagi tadi. Diceriterakan bahwa dalam persekutuan jemaat perdana para anggotanya tidak hanya memperlihatkan adanya kedekatan hati, melainkan juga kesediaan berkorban. Bagi Yusuf, harta yang dia miliki tidak harus dimonopoli untuk memenuhi kepentingannya, melainkan kepentingan orang lain juga (bdk.Fil. 2:4). Ternyata, berbagi kepada sesama, justru membuat hidup mereka melimpah dengan kasih karunia-Nya (ay. 33).

Dalam proses pembangunan Jemaat, ada tangan Yesus yang selalu bekerja sebab jemaat adalah tubuh-Nya. Warga jemaat pun dipanggil berpartisipasi dalam menopang pekerjaan pembangunan jemaat. Tentu kita tidak merasa disuruh menjual seluruh harta kita, tetapi yang utama bahwa kita mau memberi dengan tulus, jujur dan sepenuh hati. Ingat bahwa tangan Yesus bekerja melalui kesediaan warga jemaat yang sedia mengorbankan harta milikinya. Memang pekerjaan yang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin dilakukan. Asal kita mau memberi diri dipimpin Roh Kudus, kita pasti bisa.

GB.79 : 2,3

Doa : (Tuhan jadikanlah kami sebagai warga jemaat yang dengan tulus mau mengorbankan milik kami untuk kepentingan pekerjaan-Mu)