Renungan Malam 17 Februari 2019

GB.319 : 1 – Berdoa

Keluaran 18 : 17 – 23
Di samping itu, kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya dan yang benci kepada pengejaran suap.” (ay.21a).

Coba bayangkan prosesi dengan jumlah besar perjalanan umat Israel. Mereka berjalan kaki dari Mesir ke Kanaan. Arak-arakan puluhan ribu lanjut usia, muda-mudi dan anak-anak. Pasti banyak hambatan bukan? Paling mudah menyulut percekcokan. Terlalu ruwet kondisinya.

Apabila rombongan kolosal ini dipandang dari sudut organisasi, siapakah yang sanggup menjadi pengaturnya? Strategi macam mana? Faktor-faktor apa saja yang dapat dipakai untuk meramu dinamika umat? Pemimpin mana sanggup mengatur pejalan kaki di bawah terik matahari? Tadi pagi kita sudah merenungkan Musa sebagai pemimpin mereka. Allah memilihnya sebagai pemimpin puncak umat Israel. Musa setia dan bertanggung-jawab pada tugasnya, walaupun betapa berat tanggungannya.

Melihat kenyataan ini, Yitro, seorang non-Yahudi memberi nasihat kepada Musa agar dapat membatasi diri dari kelelahan fisik yang luar biasa. Bagaimana bisa melakukan tugas dengan setia, dalam kondisi lemah? Tidak mungkinkan? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Dengan arif Yitro menasihati Musa yang ia sadari disertai Tuhan.

Camkan nasihatnya:
1. Memilih dan memberdayakan sistem perwakilan umat;
2. Mengajar mereka memahami ketetapan dan keputusan Allah.
3. Memilih yang cakap, takut akan Allah, dipercaya dan membenci suap.
4. Mereka ditempatkan pada posisi yang tepat.

Bagaimanakah nas ini mengajar kita menerapkan sistem pemberdayaan 2 – 15 dalam penatlayanan yang baik, benar dan bertanggungjawab didalam jemaat?

Gb.319 : 2

Doa : (Tuhan, mohon pimpinan-Mu kepada kami untuk menjalani hari ini dengan semangat melayani di antara kami seorang terhadap yang lain)