Renungan Pagi 4 Maret 2019

KJ 412 : 1 -Berdoa

Kejadian 14:17-20
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu (ay.18 dan 20b)

Lazimnya pemenang di medan perang disambut dan dielu-elukan sebagai pahlawan, tetapi tidak demikian dengan Abram. Abram kembali dari medan perang melawan bangsa-bangsa sebagai pemenang, betul dia disambut oleh raja Sodom dan dijamu oleh Melkisedek, raja Salem, tetapi dia tidak dielu-elukan dan dipuji sebagai pahlawan, melainkan Allah sendiri yang dipuji dan diagungkan. Ini nyata dari ucapan berkat dari Melkisedek, raja Salem dan imam Allah yang Mahatinggi, kepada Abram, katanya: “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah yang Mahatinggi, yang menyerahkan musuhmu ke tanganmu” (ay. 19-20a).

Di dalam ucapan berkat Melkisedek kepada Abram, tidak ada alasan bagi Abram meninggikan diri sendiri atas kemenangannya itu. Mengapa? Sebab, Tuhanlah yang memberi kemenangan itu padanya. Betul bahwa dia yang berperang dan berjuang, tetapi itu bukan taktor utama dari kemenangannya, rnelainkan berkat campur tangan Tuhan. Di balik kemenangan Abram itu ada Tuhan yang bertindak memberi kemenangan. Jika bukan Tuhan yang memberkati, sia-sialah segala usaha kita.

Apakah reaksi Abram alas ucapan berkat dari Melkisedek itu? Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya” (ay. 20), dengan begitu Abram mengakui Melkisedek sebagai imam Allah yang Mahatinggi. Pengakuan Abram bahwa Melkisedek adalah imam Allah yang Mahatinggi sangat menarik untuk direnungkan. Tanpa mempedulikan keabsahan keimaman Melkisedek, Abram menerima dia selaku imam dari Allah yang Mahatinggi. Kini mungkin sulit, bahkan mustahil, bagi kita bisa menerima imam umat Iain selaku imam dari kita, telapi yang mungkin bisa kita lakukan ialah menghormati dan menghargai imam-imam dari bangsa lain dan umat beragama lain.

KJ.412 :2
Doa : (Tuhan, teguhkan kami agar tetap menghormati ulama agama lain)