Renungan Malam 13 April 2019

GB.3 : 1,2 -Berdoa

Matius 5: 25 – 26
“Segeralah berdamai dengan Iawanmu…” (ay.25)

Konflik adalah hal biasa yang bisa terjadi dalam relasi apapun. Dalam keluarga, dalam pertemanan, di tempat bekerja termasuk dalam gereja. Cara orang mengatasi konflik bermacam-macam. Andar Ismail dalam bukunya Selamat Ribut Rukun mengkategorikan cara orang mengatasi konflik ada tiga hal: perang terbuka (saling memukul, saling memaki), perang dingin (saling mendiamkan) dan cara anak kecil (ngambek). Jelas ketiga kategori ini adalah sikap negatif danjustru tidak menyeiesaikan masalah. Yesus katakan dalam perikop ini, berdamailah sebelum sampai pada tingkatan penyelesaian yang membutuhkan bantuan hukum.

Apapun alasannya kalau sudah sampai pada level ini ada konsekuensi besar yang ditanggung. Jadi apa sebenarnya yang mempersulit perdamaian? Kekerasan hati, kesombongan, merasa diri benar dan harga diri yang tinggi. Ironis sekali kalau alasan seperti itu justru terjadi dalam persekutuan anak-anak Tuhan atau dalam keluarga-keluarga Kristen.

Keteladanan Yesus yang datang ke dunia ini menunjukkan bahwa kerendahan hati yang dilandasi kasih selalu berujung pada damai sejahtera. Kita tidak akan rugi menjadi orang yang rendah hati. Kerendahan hati membuat kita siap merangkul siapapun, selalu bersyukur dan hidup damai.

GB.280:1,3

Doa : (Ya Tuhan tolong kami agar kami tidak menjadi sumber konflik tetapi justru pendamai. Tolong kami agar mau merendahkan diri dan menjauhkan egoisme, sehingga sukacita dan ketenangan serta damai sejahtera menjadi bagian anak-anak Tuhan)