Renungan Malam 06 Juli 2019

KJ.428 : 1 – Berdoa

Kisah Para Rasul 10 : 24 – 48
“Allah tidak membedakan orang” (ay.34b)

Sebuah penggalan syair lagu yang sering dinyanyikan diIMPA, “Yesus cinta s’gala bangsa di dunia,” mengingatkan kita sifat Ilahi yang seharusnya dapat membesarkan hati menerima apa adanya orang lain yang berbeda dengan kita. Disisi lain, menjadi cerminan pengalaman kita pada isi sila ketiga dari Pancasila. Jadi bisa disimpulkanm setiap orang yang mampu menerima orang lain apa adanya akan mampu juga mewujudkan kesatuan ditengah perbedaan.

Perkataan Petrus kepada Kornelius, “Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang” (ay.34b) menunjukan jika Tuhan saja Mahasuci mampu menerima Kornelius yang dianggap najis oleh orang Yahudi, maka tidak ada alasan bagi Petrus menolak Kornelius sekeluarga dengan cara memberitakan damai sejahtera oleh Kristus, Tuhan dari semua orang (ay.24-36). Kata “sesungguhnya” di sini memberikan pengertian bahwa kemampuan menerima keberadaan orang lain apa adanya demi menghadirkan damai sejahtera Tuhan adalah hal yang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Penerimaan Petrus terhadap Kornelius sekeluarga telah membuka jalan penggenapan rencana keselamatan kekal yang telah dipersiapkan Tuhan jauh sebelum peristiwa pertemuan mereka yang berlatar belakang berbeda, Yahudi dan bukan Yahudi. Mewujudkan pekerjaan keselamatan dari Tuhan dalam kehidupan Kornelius sekeluarga dilakukan Petrus dengan kerelaan penuh mengenyampingkan perbedaan, tetapi melihat titik kesamaan bahwa Allah tidak membedakan orang dan barangsiapa percaya kepada-Nya akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya (ay.37-48).

Dapatkanlah kita menerima orang lain yang berbeda dengan kita demia mewujudkan karya keselamatan dari Tuhan bagi kehidupannya? Masihkah kita lebih mempersoalkan perbedaan daripada belajar mengerti apa yang harus kita lakukan ditengah perbedaan dengan orang lain di sekitar kita? Kiranya semangat hari Pentakosta mengingatkan kita akan kasih Tuhan yang telah mencurahkan Roh-Nya bagi setiap kita, mampukan setiap kita untuk sungguh-sungguh memiliki kerelaan bersikap baik menerima orang lain apa adanya walau berbeda dengan kita (Bdk.I Kor.9:22)

KJ.428 : 2

Doa : (Ajari kami Tuhan untuk hidup dalam kasih persaudaraan tanpa memandang muka)