Renungan Pagi 18 Agustus 2019

GB.214 : 1,2 – berdoa

Galatia 3 : 22 – 29
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (ay.26)

Paulus sangat memahami Hukum Taurat, karena itu ia menggunakan pengetahuannya untuk mempertahankan pandangannya bahwa Hukum Taurat telah dijadikan sebagai aturan yang menyelamatkan manusia. Sehingga, Hukum Taurat hanya memperlihatkan keberdosaan dan ketidaklayakan manusia dan tidak menuntun untuk mengenal anugerah Allah. Menurut Paulus, seseorang menjadi anak Allah bukan karena melakukan Hukum Taurat tetapi berdasarkan imannya kepada Kristus. Semua orang yang memiliki iman disebut keturunan Abraham Karena sebagai leluhur bangsa Yahudi, ia yang pertama kali menerima Janji Allah. Bagi Paulus sendiri, setiap orang yang menyadari dan menerima ajaran ini, is bebas untuk beriman kepada Kristus yang memberikan hidup baru melalui baptisan. Air yang digunakan dalam baptisan menunjukan bagaimana seseorang dijadikan baru dan menjadi anggota keluarga Allah (ay.27) yang tidak dapat diberikan oleh hukum Taurat.

Iman yang kita miliki adalah iman yang aktif bukan pasif. Iman bukan sekadar diucapkan tetapi harus dilakukan dalam kehidupan. Itulah inti iman Kristen yaitu yakni, percaya dan taat melakukan Firman Allah. Pertanyaannya, sebagai umat tebusan Allah di dalam Kristus, bagaimana sikap kita dalam merespon iman kepada Yesus Kristus? Apakah iman kita kepada Kristus tidak dicemari kepentingan dan kuasa duniawi seperti yang dialami jemaat di Galatia?

Saudaraku, setiap hari kita diperhadapkan pada berbagai permasalahan hidup. Ada yang ringan ada yang berat. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita telah ditebus, oleh karena itu kita dituntut untuk menjadikan iman kepada Kristus sebagai perisai yang melindungi dari segala serangan musuh. Iman kepada Kristus telah menyelamatkan kita, karena itu hadapilah hidup ini dan melangkahlah dengan Iman.

GB. 214 : 3

Doa : (Ya Tuhan tolong kami untuk membangun hidup yang beriman kepada Kristus sebagai sumber keselamatan)