Renungan Pagi 26 Juli 2019

KJ. 367 : 1 – Berdoa

KIsah Para Rasul 18 : 1 – 8
“Dan setiap hari sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadah dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.”…(ay.4)

Korintus merupakan titik tengah sentra atau pusat politik dan perdagangan di Yunani. Dalam hal ini Athena Kalah. Keburukan dan imoralitas kota Korintus, sangat termashur keburukannya. Ada kuil Aphrodite, dewi cinta, dibangun di atas bukit yang tinggi diluar kota Korintus. Dalam penyembahan-penyembahan yang popular ini, orang mempersembahkan uang kepada dewi ini dan turut serta dalam tindakan-tindakan seksual dengan para pelacur kuil (baik pelacur pria maupun pelacur kuil perempuan).

Rasul Paulus melihat Korintus sebagai suatu tantangan dan kesempatan istimewa untuk menyampaikan Injil. Kemudian Paulus menulis beberapa surat kepada orang Korintus. Dalam suratnya, ia menyatakan pandangan dan sikapnya terhadap imoralitas ini. Dengan demikian surat Korintus menjadi pegangan bagi orang Kristen di Korintus menghadapi persoalan imoralitas demikian.

Setiap anak Yahudi belajar satu bidang agar dapat menghidupi dirinya diwaktu kemudian. Paulus dan Akwila telah belajar membuat tenda-tenda dengan memotong dan menjahit serta menenun bulu kambing/domba. Para prajurit sering tinggal di tenda, mungkin mereka juga menjual tenda kepada angkatan darat Romawi. Sebagai pembuat tenda Paulus dapat pergi kemanapun sepanjang Tuhan memimpinnya. Selain itu Paulus dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sesuai berkat Tuhan.

Paulus dan Akwila mempunyai banyak hal yang hendak mereka kerjakan bersama. Akwila Bersama dengan Priskila istrinya bertemu dengan Paulus di Korintus, Efesus dan Roma. Priskila tokoh bahkan ia diduga adalah penulis surat kepada orang Ibrani. Selain itu, di tengah tekanan rohani Paulus menemukan sahabat yang dapat bekerjasama. Bayangkan Paulus amat tertekan, ia sakit. Ketika Silas dan Timotius tiba, Paulus sedang amat sibuk berkhotbah dan bersaksi kepada orang-orang Yahudi, bahwa Sang Kristus adalah Yesus. Para musuh Paulus tak menerima Injil, tetapi kepala rumah ibadat bersama seisi rumahnya percaya kepada Tuhan. Banyak orang Korintus percaya pada pemberitaan Paulus dan memberi diri mereka debaptis. Tuhan terus menggunakan hamba-Nya meski ia merasa lemah dan terdesak. Ada guyon saat itu, rumah pewartaan Injil oleh Paulus terletak hanya di seberang Sinagoge, dan petobat pertamanya justru adalah kepala Sinagoge dan isi rumahnya.

KJ.233 : 1,2
Doa : (Biarlah kupilih Pendidikan yang jelas link dan matchnya Tuhan)