Renungan Pagi 04 Oktober 2019

GB. 38 : 1 – Berdoa

Amsal 15 : 25 – 26
Rumah orang congkak dirubah TUHAN, …. (ay.25)

Seorang kuli panggul, atau disebut juga sebagai porter, memiliki tugas untuk membawakan barang-barang milik seseorang yang sedang menyewa jasanya. Ketika memanggul barang tersebut, ia tidak berhak sama sekali untuk menggunakan barang tersebut, bahkan memamerkannya. Itu pasti disadari oleh para kuli panggul. Memamerkan barang milik orang lain itu malah akan membuat dirinya semakin dipermalukan, terlebih lagi ia mungkin akan mendapat hukuman karena dituduh mencuri.

Status seorang kuli panggul dapat dijadikan gambaran hidup manusia yang dilimpahkan berkat-berkat dari Allah. Semua itu bukanlah miliknya sendiri, tetapi milik Allah. Sehingga tidak pantas orang tersebut memamerkan barang tersebut, bahkan sampai merendahkan orang lain karena hartanya. Apa yang terjadi jika ia bersikap sombong atau congkak? Tuhan sendiri yang akan merubuhkan rumahnya (menghilangkan semua miliknya, atau menghancurkan rasa bangga orang tersebut).Salomo mengungkapkan bahwa Allah menyukai seseorang yang hidup dengan penuh kesederhanaan dan kerendahan hati untuk menerima segala sesuatu yang berasal dari Tuhan. Penerimaan itu digambarkan sebagai seorang janda yang dijaga wilayah rumahnya oleh Allah. Seorang janda, apalagi tanpa seorang anak laki-laki, dalam kehidupan Yahudi adalah orang yang pasti akan jatuh miskin, karena akan sulit mendapatkan pekerjaan. Dalam keterbatasan itulah seorang janda menerma bahwa semua keberadaanya adalah dari Allah. Kerendahaan hatinya membuat Allah menjaga rumah atau harga diri janda tersebut.

Orang congkak selalu ingin menunjukan bahwa dirinya memiliki lebih dibandingkan dengan yang lain. Namun, Salomo menyampaikan sebuah hikmat, bahwa dalam sekejap saja, Allah dapat menghilangkan segalanya. Allah saja tidak sombong, masa anda mau sombong atas kekayaan yang bukan milik anda?

GB. 86 : 3
Doa : (Lindungilah hati kami ya Tuhan, agar tidak dikuaisai oleh roh kesombongan. Tetapi biarlah kami senantiasa menyukai kerendahan hati. Sebab kami sadar bahwa harta kami bukanlah milik kami)