Renungan Pagi 03 November 2019

KJ. 436 : 1 – Beroda

2 Samuel 11 : 1 – 4
“Tampaknya kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya”. (ay.2)

Siapa yang tidak mengenal Daud? Dia adalah sosok yang hampir sempurna. Ia pemberani, berparas elok, dan sangat percaya kepada kuasa Tuhan (psl. 17:28,42,45-47). Selain itu, dia tentukan Tuhan mejadi raja atas Israel.

Namun sayangnya, Daud kemudian jatuh dalam dosa. Apakah yang menyebabkan kejatuhannya? Bukankah sosok yang mendekati sempurna itu akan tahan terhadap godaan apapun? Kejatuhan Daud bukan karena dia kalah berperang melawan bangsa-bangsa yang mejadi musuh Israel, atau tidak dapat mengatur strategi perang. Daud justru kalah berperang melawan dirinya sendiri. Ia kalah berperang melawan keinginan kedagingannya. Ia tidak dapat membendung hasratnya terhadap seorang perempuan yang sudah bersuami. Perempuan itu bernama Betsyeba, istri Uria, pahlawannya sendiri.

Saudaraku, jika seseorang sudah dikuasai keinginan melakukan perbuatan daging, seperti yang dinyatakan dalam surat Galatia 5:19-21, maka otak tidak lagi berfungsi dengan baik untuk berpikir dan mata hati tidak dapat melihat dengan jelas. Ia dapat melakukan hal tercela dan keji dimata Tuhan, serta tidak peka lagi menanggapi sinyal dari Tuhan. Baginya yang penting hasratnya terpenuhi. Contohnya Daud. Oleh karena keinginan diri yang tidak dapat dibendung, dia menjadi tergoda dan jatuh dalam dosa. Dia melakukan persetubuhan atau berzinah dengan istri orng lain.

Saudaraku, ketika kita lemah berhadapan dengan godaan dan jatuh kedalam dosa, mari segera sadar dan mohn pengampunan Tuhan. Mintalah pertolongan Tuhan untuk dikuatkan kembali dalam melawan godaan. Jangan demi memenuhi hawa nafsu doa, kita memakai relasi kuasa untuk melecehkan seseorang, bahkan merusak masa depan keluarga dan relasi kudus dengan Tuhan maupun sesama.

KJ. 436 : 2
Doa : (Tuhan, aku mohon teguhkanlah imanku untuk taat kepada perintah-Mu dan kuat melawan godaan hawa nafsu doa)