Renungan Pagi 15 November 2019

KJ 450 : 1, 2 – Berdoa

Lukas 2 : 21 – 40
“ia menyambut Anak itu dan menantang-Nya sambil memuji Allah” (ay. 28)

Adakah saat ini kita sedang menantikan sesuatu yang sangat penting dalam hidup yang kita jalani? Apakah kita tetap setia menanti jika sesuatu yang kita harapkan itu tidak kunjung datang? Banyak orang yang akhirnya menyerah dalam menanti sesuatu. Faktor utama yang menjadi penyebab seseorang yang akhirnya menyerah dalam menanti sesuatu bukanlah terutama karena lelah atau karena kurang bersabar, tetapi karena sudah kehilangan pengharapan. Andar Ismail, dalam buku “Selamat Bergumul” mengatakan bahwa pengharapan adalah modal utama kehidupan (Ismail, 2000, 40). Tanpa pengharapan, seorang pelaut yang kapalnya karam, hanya mampu bertahan beberapa jam di tengah lautan luas.
Bacaan Alkitab hari ini mengisahkan tentang Simeon dan Hana yang menanti dengan sabar datangnya keselamatan sejati dari Tuhan. Mereka tetap menanti dengan sabar karena mereka memiliki pengharapan bahwa keselamatan sejati akan dihadirkan Tuhan sebagaimana yang sudah dijanjikan Tuhan. Penantian mereka tidak sia-sia. Mereka berjumpa dengan Yesus di Bait Allah. Saat itu Yesus di bawa oleh orangtuanya ke Bait Allah untuk diserahkan kepada Tuhan. Setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus, mereka mengalami sukacita dan damai sejahtera, sehingga mereka memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya karena telah melihat keselamatan dari Allah. Firman Tuhan pagi ini mengajak seluruh warga Gereja dari berbagai generasi, baik tua maupun muda untuk memuji Allah dan bersyukur atas keselamatan dalam Yesus Kristus. Kalaupun saat ini kita sedang bergumul menanti terwujudnya suatu cita-cita, hendaknya kita tidak putus asa. Tetaplah berharap pada Tuhan seraya terus memuji dan bersyukur kepada-Nya niscaya Ia akan memberkati hidup kita.

KJ 450 : 3, 4

Doa: Ya Tuhan, ajar kami selalu memuji-Mu dan bersyukur kepada-Mu disepanjang hidup kami atas keselamatan yang Tuhan anugerahkan melalui Yesus Kristus