Renungan Pagi 21 November 2019

GB 50 : 1 – Berdoa

Roma 1 : 8 – 15
“… karena kita sama-sama sudah percaya kepada Yesus Kristus, maka kita dapat saling menguatkan”. (ay. 12)

Banyak orang berperasaan rindu bertemu dengan orang lain yang ternyata diketahuinya sedang punya pergumulan yang sama. Kerinduan itu bisa terjadi juga dengan orang yang meskipun belum dikenalnya. Kerinduan untuk duduk bersama degan orang sepenanggungan dianggap akan bisa memahami lebih jauh, asalka perjumpaan dan percakapan itu sudah terlebih dahulu terbangun saling mempercayai.
Percakapan tersebut menjadi terapi kelompok yang baik sehingga memungkinkan proses pemulihan terbantu. Sharing menjadi terapi berupa penguatan dalam menyikapi pergumulannya. Melalui sharing, mereka saling mempercayai, masing-masing merasa terhibur, dikuatkan dan membangkitkan harapan. Semangat sharing berlangsung dengan suasana hati yang terbuka, maka peserta harus menempatkan diri sebagai sosok yang dapat dipercayai. Saat percakapan sharing berlangsung tidak ada peseta yang lebih dominan menguasai percakapan, bahkan cenderung mau memaksakan pikirannya. Tidak ada unsur perdebatann ide atau gagasan, sehingga terjadi perbantahan, karena berangkat dari penghayatan imannya.
Kiranya demikian suasana batin Paulus, berkerindan bertemu jemaat di Roma. Dalam Gereja, Paulus dikenal sebagai rasul yang kampiun dalam soal perjalanan pemberitaan Injil Yesus Kristus. Karya kerasulannya tersimpan dengan baik sebagai inspirasi dan dokumen yang menentukan hidupnya Gereja Purba. Tapi dalam ay. 12, nampak kerendahan hati Sang Rasul, yang rinduk bertemu dengan jemaat Kristus di Roma (ay. 8). Wajar karena ia belum mengenalnya, tetapi kekagumannya karena menghargai kesetiaan iman jemaat di tengah bertemu orang banyak, berkesempatan untuk sharing iman. Kerendahan hati menolong untuk menghargai dan mendengar kesaksian iman orang lain. Banyak cara Tuhan untuk menghibur.

GB 50 : 2
Doa: Ya Roh Kudus, ajarilah aku rendah hati sehingga kami dapat saling menguatkan