Renungan Pagi 31 Desmeber 2019

GB 284 : 1 – Berdoa

Yesaya 61 : 1 – 9
“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi Aku;” (ay. 1a)

Di akhir tahun ini, dinamika perasaan rasanya tumpah ruah. Ada kenangan sepanjang tahun 2019 yang bisa jadi akan kembali kita ingat. Semua peristawa suka membuahkan syukur yang membuncah dan tak henti mengumandangkan pujian di hadapan Tuhan. Namun, apabila peristiwa duka ikut terkenang, tidak jarang kita bisa meneteskan air mata. Kepedihan karena kehilangan kembali hadir dan membuat akhir tahun ini terasa berbeda dengan akhir tahun yang lalu. Ada ruang kosong, ada kehampaan, ada kesedihan. Bahkan, rentetan kegagalan tanpa ampun membuat resolusi awal tahun 2019 seolah menjadi porak poranda. Akhir tahun ini jadi terasa suram. Akankah tahun depan lebih baik dari tahun ini? Sanggupkah kita tetap tegar bertahan dan berjuang di tengah lintasan waktu? Suasana hati umat Israel dalam perikop Firman Tuhan saat ini bisa jadi menggambarkan kondisi yang kedua, duka, kecewa dan tak tahu harus berbuat apa. Setelah kembali dari pembuangan, mereka harus melihat Yerusalem yang porak poranda. Mereka juga harus berhadapan dengan masyarakat sebangsa yang keras kepala. Apalagi tugas membangun kembali puing-puing kota tentu tidak murah.

Dalam kondisi demikian, gema pengharapan dikumandangkan oleh Yesaya. Nama Yesaya diambil dari bahasa Ibrani, Yeshayahu yang artinya ‘Penyelamatan Tuhan’ (Yahweh). Bagi mereka yang remuk hati dan sengsara, berkat Tuhan akan dinyatakan (ay. 1-9). Ini juga menjadi hadiah bagi kita di akhir tahun ini.

Jadi, tetaplah dan teruslah semangat! Kesulitan dapat menghadang tapi berkat Tuhan pasti lebih besar! Sambutlah tahun yang baru dengan penuh pengharapan, pasti kita diberikan kekuatan! Selamat menyongsong tahun 2020, Tuhan memberkati.

GB. 284 : 2

Doa : Ya Bapa, pakailah diriku untuk melayani-Mu agar dapat menjadi berkat bagi orang lain