Renungan Malam 14 April 2020

GB.284 : 1 – Berdoa

Keluaran 3 : 13 – 21
Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kau katakana kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (ay.14)

Telah banyak tinta yang habis dipakai untuk membahas nama Allah. Telah banyak perdebatan yang panjang untuk mendebatkan apa dan siapa itu “AKU ADALAH AKU”. Telah banyak penelitian yang dihabiskan untuk mencari makna dan memahami nama Allah “AKU ADALAH AKU”. Jangankan kita di era ini, Musa dan orang-orang Israel di masa itu juga pasti tidak memahami nama ini sampai tuntas, atau minimal meragukan sampai di mana kekuatan dan potensi “AKU ADALAH AKU” untuk menyelamatkan Israel dari penindasan Firaun. Nama Tuhan itu misteri, dan Tuhan pun sulit didekati. Untuk mendekati Tuhan, ada api yang membakar dalam semak yang melambangkan kekudusan Tuhan, ada api yang membakar dalam semak yang melambangkan kekudusan kasutnya. Walaupun nama itu penuh misteri dan sulit dipahami, tetapi umat Tuhan bisa mengenal dan memaknai nama Tuhan melalui apa yang dibuat oleh Tuhan.

“AKU ADALAH AKU” adalah Tuhan yang mengetahui semua yang dialami umat Israel. Dengan perkataan lain, Dia adalah Tuhan yang mengetahui semua yang dialami manusia. Ia membenci ketidakadilan dan Ia menolong orang-orang yang teraniaya serta membebaskan mereka. Ia mendengar jeritan orang-orang tertindas. Ia membenci dan menghukum penguasa yang tiran. Sulit untuk menjelaskan makna nama “AKU ADALAH AKU”, tetapi di dalam tindakan dan karya-Nya jelas apa dan siapa Allah itu di dalam kehidupan umat manusia.

Untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, Allah tidak mengerjakan sendiri pekerjaan itu. Untuk tugas itu, Ia memanggil manusia sebagai wahana atau alat pembebasan. Di dalam teks ini, Allah memanggil Musa untuk mewujudkan kehendak-Nya. Itulah tugas gereja atau tugas orang Kristen. Memberi diri diri menjadi wahana atau alat Allah untuk memerangi ketidakadilan, memihak yang tertindas dan menentang penguasa yang tiran. “AKU ADALAH AKU” bukan sebuah nama yang statis, tetapi penuh dengan aksi atau tindakan. Gereja atau orang Kristen bukanlah gereja yang statis tetapi penuh dengan tindakan konkret yang membebaskan orang-orang tertindas.

GB.284 : 3

Doa : (Pakailah kami sebagai alat-Mu Tuhan, alat yang bertindak dan membebaskan orang yang tertindas, sehingga kami bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Allah adalah Allah yang bertindak.Amin)