Renungan pagi 24 Mei 2020

KJ 255 : 1 – Berdoa

Yoel 1 : 1 – 12
“Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap.” (ay 4)

Gempa di Lombok pada tahun 2018, kemudian disusul tsunami di Palu dan Donggala adalah termasuk bencana yang cukup besar terjadi belakangan ini di Indonesia. Peristiwa itu memakan korban yang cukup besar, yaitu 555 orang tewas di Lombok dan 1407 di Palu dan Donggala. Belum lagi ribuan bangunan mengalami rusak berat. Bencana-bencana yang pernah terjadi dalam sejarah suatu bangsa ini mestinya menjadi peringatan bagi kita. Selanjutnya bertanya: apa yang sudah kita perbuat? dengan demi ketika tenang dan nyaman, kita jangan sampai melupakannya dan hidup semaunya.
Dalam Nas ini, Yoel mengingatkan seluruh generasi Israel, untuk memperhatikan mana yang belum pernah terjadi dan dialami pada zaman leluhur mereka sebelumnya (ay 2-3) yaitu, bencana kekeringan disertai dengan pasukan belalang yang besar melahap daun-daunan dari kebun anggur, pohon dan ladang mereka (ay 7, 10). Bencana ini mendatangkan kesengsaraan besar, mengingat sumber perekonomian bangsa Israel sangat bergantung pada hasil pertanian. Kehancuran di sektor pertanian ini sama artinya dengan kehancuran bagi kehidupan masyarakat Israel. Ditengah serangan belalang melanda negeri itu, nabi meminta para pemimpin rohani untuk memimpin bangsa itu kepada pertobatan nasional (ay 13-14). Penghukuman Tuhan menuntut umat supaya berkabung atas dosa-dosa mereka, karena bencana pasukan belalang ini masih belum sebanding dengan kedahsyatan kedatangan hari Tuhan yang menghukum umatNya.
Orang percaya saat ini dihadapkan pada dua pilihan sebagaimana halnya kepada umat Israel sebagai satu bangsa: taat dan diberkati atau tidak taat dan dihukum. sederhana dan tegas. Karena itu setiap peristiwa yang terjadi, semua itu hendaknya menjadi peringatan, agar umat Allah sepenuhnya berserah padaNya nya ini mengutamakan hidup dalam kebenaran. Terkadang kemewahan, kenyamanan dan kesejahteraan bisa membuat seseorang terlena, semaunya dan menjauh dari Tuhan. Bisa jadi Tuhan sengaja mendatangkan bencana dan keterpurukan ekonomi sehingga umatnya berbalik dari dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh.

KJ 255 : 3

Doa: Mampukan lah kami untuk mengambil keputusan dalam bersikap yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.