Renungan pagi, 14 Juni 2020

KJ 369a : 1 – Berdoa

Kejadian 31 : 43 – 50
“… Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau.” (ay 50)

Ada kata-kata mutiara yang mengatakan bahwa “Janji merupakan sebuah hutang yang harus dibayar.” Janji memililki makna yang sangat mendalam, karena merupakan salah satu tolak ukur penilaian seberapa besar seseorang dapat percaya. Janji bagaikan sebuah hutang dimana ada hak dan kewajiban yang harus kita penuhi sebagai pembuat janji. Yang menjadi masalah adalah manusia seringkali membuat janji tetapi mudah juga untuk mengingkarinya. Hampir tiap hari kita mengobral janji, baik janji-janji yang sederhana maupun yang serius. Namun demikian, apakah kita sudah menepatinya atau sekedar omong doang?
Laban dan Yakub sepakat untuk membuka lembaran baru kehidupan mereka yang mengikat sebuah perjanjian. Simbol dari perjanjian itu adalah sebuah timbunan batu yang dinamakan oleh Laban Yegar-Sahaduta tetapi oleh Yakub dinamakan Galed. Dalam perjanjian itu, Laban meminta agar Yakub menjadi suami dan ayah yang baik. Dia pun melarangnya mengambil Istri lain lagi. Mereka juga berjanji untuk tidak merencanakan perbuatan jahat satu dengan lainnya. Lewat perjanjian ini hubungan silaturahmi antara Yakub dan Laban terjalin kembali. Dalam perjanjian ini pun, Laban dan Yakub mengundang Allah untuk menjadi saksi dari kesepakatan yang mereka buat dan mempersembahkan korban sembelihan sebagai simbol perdamaian.
Janji memang sangat mudah diucapkan tetapi serinkali sulit untuk ditepati. Oleh sebab itu, yang lebih bernilai dari sebuah janji bukanlah kata-kata, tapi sebuah tindakan. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Janji Tuhan nyata dalam kasih setiaNya melalui pengorbanan dan keselamatan bagi umat manusia. Lalu, bagaimana dengan kita? Janjii tinggal janji. Seringkali kita mengumbar janji kepada Tuhan untuk berubah, bertobat, dan setia tetapi apakah itu sudah dilakukan? Sudahkah kita taat dan setia terhadap janji untuk melakukan ibadah actual sehari-hari di tengah kehidupan pekerjaan, keluarga, perkawinan, pendidikan, usaha dan pelayanan? Marilah kita hidup di dalam ketaatan dan kesetiaan menjalankan ibadah, tugas dan tanggung jawab yang dijanjikan kepada Tuhan dan sesama.

KJ 369a : 2, 3

Doa: Tuhan tolong bimbinglah kami agar dapat bertanggungjawab penuh atas setiap ucapan. Amin.