Renungan Malam 10 Juli 2020

KJ.466a : 1,2,3 – Berdoa

Hakim-Hakim 11 : 12 – 28
Tetapi Sihoon tidak percaya kepada orang Israel …., maka dikumpulkannyalah seluruh rakyatnya. …, lalu berperang melawan orang Israel. (ay.20)

The more you know about the past, the better prepared you are for the future (“semakin baik Anda memahami sejarah, semakin siap Anda menyongsong masa depan”). Mengapa demikian? Tentu saja karena orang yang sungguh belajar dari sejarah tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa kini. Dengan demikian, ia mampu mengupayakan masa depan yang lebih baik.

Sangat disayangkan sikap demikian tidak dimiliki oleh raja bani Amon. Pemahamannya yang kurang tepat tentang sejarah kedatangan orang Israel dan kepemilikan mereka atas tanah orang Amori membuatnya menuduh dengan semena-semena. Raja bani Amon tidak tahu bahwa orang Israel sesungguhnya datang ke Kanaan dengan damai. Sihoon, raja Amori, dialah yang mengambil inisiatif untuk memulai peperangan sekalipun Israel telah memohon ijin untuk memulai peperangan sekalipun Israel telah memohon ijin untuk berjalan melalui negerinya.

Kebodohan raja bani Amon tersebut mengajarkan kita bahwa ketidaktepatan informasi dan kurangnya refleksi kritis atas sejarah dapat berakibat fatal. Salah satunya adalah turut mewarisi dan mewariskan dendam kesumat kepada mereka yang terlanjur distigma sebagai musuh/lawan. Tidak heran jika perselesihan, konflik dan perang pun terus terjadi dari generasi ke generasi.

Yefta, Hakim dan Gilead, tampaknya menyadari persoalan historis ini. Itulah sebabnya ia mengirim utusan kepada raja bani Amon guna mengklarifikasi tuduhan dan meluruskan sejarah. Ia berharap upaya politis tersebut mampu mencegah agresi yang dirancangkan raja Kanaan itu. Bahkan utusan Yefta menasehatkan supaya bani Amon bersedia hidup berdampingan dengan damai bersama Israel di tanah yang mereka tempati masing-masing.
Belajar dari kisah ini, marilah kita memahami sejarah dengan benar supaya kita mampu memutus rantai kekerasan dan mengupayakan perdamaian. Selamat beristirahat. TUHAN beserta kita!

KJ.466a : 4,5,6

Doa : (Ya Allah, luputkanlah aku dari ketidakpedulian dan kesalahan memahami sejarah.Amin)