Renungan pagi, 18 Juli 2020

KJ 446: 1 – Berdoa

Daniel 6: 20 – 29
“..sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya: pemerintahanNya tidak akan binasa dan kekuasaanNya tidak akan berakhir.” (ay 27)

“Taat kepada hal yang mudah itu gampang, bagaimana jika hal tersebut susah dan merugikan?” ucap salah seorang rekan ketika berbicara tentang ketaatan. Ketaatan dalam keadaan yang menakutkan, seperti yang diungkapkan oleh rekan saya, juga dialami oleh tokoh utama pada bacaan kita yaitu Daniel. Pada ayat 13 dan 17 tertulis bahwa Daniel dihukum dengan cara dimasukkan ke dalam gua singa. Diungkapkan bahwa hukuman itu di prakarsai oleh para wakil raja yang berjumlah seratus dua puluh orang dan dua orang pejabat tinggi karena di dorong oleh rasa iri hati atas kualitas kinerja Daniel di istana. (ay 6)
Meski barangkali merasa takut, Daniel sanggup mengahadapinya. Daniel tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa takut pada singa-singa di depan matanya melainkan hatinya terarah hanya kepada Allah. Daniel mengandalkan Allah dalam persoalannya dengan kepercayaan besar nan teguh. Daniel, pada akhirnya mendapatkan jawaban manis dari Tuhan. Ia selamat darai ancaman maut. Ketaatan Daniel kemudian diakui oleh Raja Darius dan seluruh kerajaannya. (ay 26)
Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Saya mengibaratkan gua singa sebagai rupa-rupa pergumulan yang kita alami misalnya pada waktu wabah covid-19 melanda dunia. Apakah kita mau berfokus terhadap “gua singa” itu dengan penuh ketakutan semata? Ataukah kita tetap melatih ketaatan kita dengan cara terus percaya pada penyertaan Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki bagi kita. Sulilt? Ya, tetapi justru dari masa sulit itu, ketaatan kita pun ikut bertumbuh. Bahkan seperti yang dialami oleh Darius, dalam ketaatan kita, orang lain juga bisa melihat kemuliaan Allah lewat ketaatan yang kita tunjukan. Selamat berproses dalam ketaatan. Allah beserta kita.

KJ 446: 2

Doa: Ya Allah, biarlah kami mampu mengalahkan ketakutan kami agar kami tetap taat kepadaMu. Amin.