Renungan pagi, 9 Agustus 2020

KJ 60: 1, 3 – Berdoa

Efesus 3: 1-13
“supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan perbagai ragam hikmat Allah” (ay 10)

Saudaraku, ketika Allah menciptakan segala sesuatunya, termasuk manusia, Ia juga menghadirkan keragaman dengan maksud agar terjadi keseimbangan di dalamnya. Maksudnya adalah dalam kehidupan sebagai makhluk ciptaan, Allah berkeinginan bahwa dalam perbedaan-perbedaan yang terjadi, seperti karakter, kebiasaan, warna kulit, keyakinan dan lain sebagainya, haruslah saling melengkapi. Itu berarti keberagaman merupakan anugerah ilahhi, seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus. Karena itu, walau ia sedang berada di dalam penjara, namun semangat untuk mengajarkan tentang nilai-nilai persatuan sebagai umat milik Tuhan, tetap dijaga dan dipertahankan. Paulus ingin menyampaikan, bahwa ragam hikmat tersebut diberikan kepada setiap orang termasuk pemerintah, agar kedamaian dan kesejahteraan bersama dapat terwujud. Artinya, pemerintah diberi mandate melalui hikmat ilahi yang diberikan, supaya kedamaian dan kesejahteraan menjadi milik setiap orang dan hal tersebut menjadi tanggung jawabnya.

Demikian tentunya harapan kita terhadap bangsa Indonesia, agar kedamaian dan ketenteraman dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, melalui pemerintah yang diberi hikmat ilahi. Begitu juga yang kita harapkan sebagai rakyat Indonesia, agar hikmat Ilahi sungguh-sungguh memberi semangat untuk saling mengasihi, walau masihs erring diperhadapkan oleh perbedaan suku, bahasa dan keyakinan, khususnya dalam berinteraksi secara langsung maupun di tengah era digital. Memang perbedaan akan selalu terjadi dalam kehidupan bersama, tetapi bagi Rasul Paulus bahwa melalui hikmat dan kasih dari Tuhan Yesus, maka persatuan dan ketentraman pasti akan terwujud di bumi Pertiwi ini.

KJ 60: 4, 7

Doa: Ya Tuhan, mohon berilah hikmat-Mu agar kami dapat memahami keragaman sebagai anugerah ilahi yang patut di syukuri.