Renungan pagi, 30 Agustus 2020

GB 63: 1 – Berdoa

Amsal 3: 13-20
“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian” (ay 13)

Salah satu ciri penanda era digital (revolusi 4.0) adalah hadirnya aliran mega data (big data) dan pemanfaatan dalam ruang media sosial. Peluang ini bukan tanpa masalah. Di tangan orang yang mengalami krisis mental, terlebih krisis spiritual, kehadiran mega data dan media sosial ini menjadi “bahaya bagi misi Kristus” (damai dan sejahtera bagi semua makhluk).

Dalam budaya literasi digital, kita bukan saja perlu cerdas dalam mempelajari berbagai aplikasi teknologi, namun berkemampuan dalam mengenali apa yang terkandung dalam materi yang disebarluaskan dalam ruang media. Prinsipnya, sesuatu yang hendak dibagikan dalam ruang media sosial, terlebih dahulu tersaring dalam ruang mental, terlebih ruang spiritual.

Injil adalah kabar baik dan sukacita yang mutlak diberitakan. Injil perlu hidup terlebih dahulu dalam ruang mental (pikiran), kemudian dalam ruang spiritual (hati). Amsal 3: 13-20 menekankan bahwa hikmat dari Allah adalah “Big Data” yang sesungguhnya; sebuah “Mega Karya” yang nilainya mengatasi apa yang dapat diagungkan oleh mereka yang berpikir duniawi. Kita perlu masuk dalam literasi hikmat. Lalu mewartakannya melalui berbagai pengungkapan di ruang media sosial tersebut (online).”

HIkmat Allah perlu memenuhi ruang-ruang digital. Dengan hikmat-Nya, kita terhubung dengan sumber ilahi, yaitu Allah yang Mahabesar. Kita juga senantiasa dipandu untuk menyatakan gambaran besar tentang diri-Nya. Dalam ruang online Dia harus semakin besar, kita semakin kecil (Yoh 3: 30). Di luar panduan hikmat-Nya, kita hanya menghadirkan informasi sampah (minus kasih). Dengan kata lain, tidak ada “permata” dalam informasi yang tidak berisi hikmat-Nya.

Jadikanlah smartphone sebagai “alat kehidupan” yang menghubungkan penggunanya dengan panggilan spiritual, menjadi pewarta kerajaan-Nya, yakni kerajaan kasih. Allah haruus memerintah dalam ruang online!

GB 63: 2
Doa: Ya Tuhan, mohon beri kami hikmat dan pengertian agar dapat menggunakan ruang media sosial daring untuk mewartakan injil-Mu.