Renungan Malam, 3 Oktober 2020

GB.261 : 1 – Berdoa

1 Samuel 17:48 – 58
“Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan”(ay.50)

Saat melihat Goliat maju, Daud berlari (BIS: dengan cepat Daud berlari) menuju barisan musuh. Ia tidak menunggu dengan pasif, melainkan bergerak dengan cepat ke barisan lawan. Daud berusaha menjadi yang pertama memberi serangan, agar musuh tidak punya peluang untuk menyerang dia. Berbekal alat perang yang sederhana, pengalaman melawan singa dan beruang, alhasil Daud mengalahkan Goliat. Kekalahan Goliat adalah kekalahan bangsa Filistin. Kemenangan Daud adalah kemenangan bangsa Israel.
Kemenangan Daud menjadi satu tanda penting bagi Israel, bahwa Tuhan itu hidup dan berkarya. Ia berkarya lewat perbuatan tangan-Nya, termasuk melalui Daud yang sempat diremehkan karena masih muda. Kemenangan Daud adalah kemenangan Tuhan yang telah melatih dia berperang secara non-formal, yakni lewat pengalaman menjadi seorang gembala domba. Pada zaman Daud, perang sangat identik dengan alatnya. Alat perang yang lengkap mutlak digunakan saat berperang. Semakin canggih alatnya, semakin besar peluang untuk menang. Namun demikian kisah Daud memberikan perspektif yang berbeda. Alat perang, bahkan yang sebenarnya tidak bisa dikategorikan sebagai peralatan peperangan, yaitu umban dan batu, justru dapat dipakai untuk berperang, karena Tuhan berkenan memakai benda itu.
Saat ini, kita tidak berhadapan dengan perang seperti yang dihadapi Daud. Namun demikian, kita sedang berperang di tengah medan kehidupan. Kita berjuang untuk bisa berkarya dengan optimal. Dalam banyak hal, parameter karya kita diukur dengan kecanggihan alat. Makin canggih dan lengkap alatnya, semakin berhasil. Sabda malam ini mengingatkan kita bahwa kompetensi seseorang tidak ditentukan oleh kecanggihan sebuah alat. Berkarya secara optimal dengan kompetensi yang mumpuni tidak ditentukan oleh peralatan canggih, melainkan oleh Tuhan dan karena kegigihan kita untuk terus berlatih. Mari semakin gigih berkarya dengan keyakinan Tuhan selalu beserta kita.

♪GB.261 : 2
Doa : (Tuhan Yesus, terima kasih untuk beragam kompetensi yang Engkau beri. Tolong kami untuk terus mengembangkannya agar menjadi berkat bagi dunia)