Renungan Pagi 3 November 2020

♪KJ.363 : 1,2 – Berdoa

Hagai 2 : 16 – 20
“Mulai dari hari ini, Aku akan memberi berkat!” (ay.20b)

Seorang ibu mengunjungi sebuah keluarga muda yang baru saja diberkati dengan bayi perempuan. “Bayi perempuan ini mempunyai paras yang cantik”, kata seorang ibu. Orangtua sang bayi bertanya bagaimana ibu tersebut tahu, bahwa bayi itu cantik. Ibu itu hanya menjawab bahwa mereka akan mengetahuinya nanti. Orangtua dari bayi itu terdiam dan berharap, bahwa pernyataan ibu tersebut menjadi kenyataan. Pernyataan ibu itu adalah suatu ucapan basa basi untuk ramah tamah. Namun demikian, ucapan itu mampu memberikan sebuah harapan kepada orang lain.
Bangsa Yahudi telah mengalami janji Tuhan. Saat mengutamakanTuhan, maka sejak itu Dia memberkati kerja keras mereka. Melalui nabi Hagai, Tuhan meminta orang Israel untuk memperhatikan pekerjaan mereka dengan baik. Tidak hanya itu, Tuhan juga meminta orang Israel melihat perkembangan dari pekerjaan mereka. Dengan memberi perhatian, Israel menyadari bahwa hari demi hari adalah berkat yang Tuhan janjikan. Janji Tuhan hanya dapat mereka pahami dengan melihat memakai mata iman, bukan mata jasmani. Mata iman dan mata jasmani adalah dua hal yang berbeda. Mata jasmani melihat berdasarkan apa yang ada di hadapannya. Mata jasmani melihat dua tambah dua adalah empat. Sedangkan, mata iman melihat hal yang berbeda. Mata iman melihat harapan yang terwujud langsung dari janji Tuhan. Harapan yang datang melalui kerja keras dengan iman kepada Tuhan. Kehidupan GPIB saat ini berbeda dengan waktu dilahirkan pada tahun 1948. Pada tahun 1948, GPIB merupakan bagian dari Gereja Protestan Indonesia. Perjalanan GPIB dari tahun 1948 merupakan berkat dari janji Tuhan. Janji Tuhan itu nyata dalam perjalanan GPIB selama 72 tahun.

♪KJ.363 : 3,4

Doa : (Syukur atas penyertaan-Mu dalam perjalanan GPIB selama 72 tahun yang merupakan realisasi janji Tuhan di masa lalu bagi kami)