Minggu I Sesudah Epifani
Renungan Pagi, 12 Januari 2021

♪KJ.60 : 1,2 – Berdoa

Mazmur 104 : 14 – 15
Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah (ay.14)

Pemeliharaan Tuhan acapkali tidak dapat dilihat karena banalitas rutinitas yang kita jalani. Padahal, setiap makanan yang dikonsumsi oleh kita tidak bisa dipisahkan dari alam yang Tuhan ciptakan. Demikian pula air, termasuk yang dalam kemasan dan didaur ulang, juga berasal dari alam yang Tuhan ciptakan. Banalitas rutinitas telah membatasi kita untuk melihat, merasakan dan menghayati pemeliharaan Tuhan.

Firman Tuhan pagi ini mengajak kita untuk keluar dari banalitas tersebut. Penciptaan yang Tuhan lakukan bukan sekadar “membuat”, tetapi juga “memelihara”. Contoh, Tuhan bukan sekadar menciptakan hewan. Tuhan juga menciptakan rumput untuk hewan. Rumput diciptakan Tuhan untuk memelihara hewan. Demikian juga sebaliknya. Hal ini sangat sederhana. Namun demikian, sekali lagi, banalitas rutinitas telah melumpuhkan daya lihat dan rasa manusia. Akibatnya, kita hanya fokus dengan rutinitas belaka.

Ada Tuhan di balik hal sederhana seperti rumput dan hewan. Ketika kita memperhatikan rumput dan hewan, maka kita ‘melihat’ penciptaan dan pemeliharaan yang Tuhan lakukan secara bersamaan. Karena itu, melalui Firman Tuhan ini, kita didorong untuk mampu keluar dari banalitas rutinitas. Tujuannya, agar kita bisa melihat kerja Tuhan: mencipta dan memelihara.

Pemeliharaan Tuhan (Providentia Dei) diperlukan untuk melawan praktik ecocide yang disebabkan oleh kerakusan manusia di hutan, laut dan tanah. Pembunuhan lingkungan adalah suatu ekspresi manusia tidak memikirkan keberlanjutan hidup di dalam menjalani kehidupan saat ini. Itu adalah suatu cara berbahaya di dalam menjalani kehidupan. Manusia sebagai Citra Allah tidak dipanggil untuk serakah dan merusak hutan, laut dan tanah. Memelihara ciptaan adalah panggilan setiap orang.

♪KJ.60 : 3,4

Doa : (Bapa yang baik, tolong bantulah aku untuk menghayati Citra Allah sebagai hakikat diriku. Aku tidak mau menjadi perusak alam ciptaan-Mu. Hakikat diriku bukan perusak, tetapi pemelihara ciptaan-Mu)