Minggu I Sesudah Epifani
Renungan Malam, 15 januari 2021

♪KJ.235 : 1 – Berdoa

Mazmur 104 : 29 – 30
Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi (ay. 30)

Firman Tuhan malam ini menyampaikan, bahwa Roh Tuhan itu identik dengan kehidupan. Maksudnya, kehidupan yang baru, yang tidak berisikan kekacauan (chaos). Pemahaman ini bertolak dari kisah Penciptaan dalam Kitab Kejadian, psl. 1. Pemahaman yang sama sedang dikomunikasikan oleh Pemazmur kepada kita. Pemahaman itu sangat penting untuk kita yang terpenjara dalam ‘penjara banalitas’. Mengapa? Sebab, dari dalam penjara tersebut, banyak orang yang menjalani kehidupan ini terpisah dari Roh Tuhan. Padahal Roh Tuhan-lah yang menjadi sumber pergerakan kehidupan ini. Akibatnya, keserakahan tidak dapat dikekang oleh manusia, karena itu dipandang wajar dan manusiawi.

Karena itu, Firman Tuhan ini mengingatkan kembali memori kita tentang identitas diri. Identitas diri bahwa kita ini hanya ciptaan. Memang kita memiliki free will (kehendak bebas), tetapi kehendak itu tidak terpisahkan dari Roh Tuhan. Kehendak bebas itu ada, justru karena Roh Tuhan. Karena itu, sepanjang Roh Tuhan masih mendiami diri ini, maka kita adalah ciptaan. Membarui muka bumi yang dilakukan oleh Tuhan adalah bagian dari panggilan kita yang diciptakan oleh Roh-Nya.

Keserakahan yang telah menghadirkan praktik ecocide memerlukan pembaruan dari Tuhan. Setiap orang berasal dari Roh Tuhan. Karena itu setiap orang dipanggil untuk melakukan pembaruan-Nya. Jika roh yang ada di dalam diri kita bukan lagi Roh Tuhan, maka akan melakukan yang sebaliknya. Keserakahan memerlukan pembaruan. Praktik ecocide pun memerlukan pembaruan. Keduanya perlu diakhiri, agar pembaruan nyata di tengah alam yang Tuhan ciptakan ini.

♪KJ.235 : 4

Doa : (Tidak putus-putusnya Ya Bapa, kami memohon hikmat-Mu ditanamkan di dalam diri ini, supaya menjadi tanda pembaruan-Mu di tengah roh keserakahan yang berkuasa di hati banyak orang, dan praktik ecocide yang mengancam kehidupan, serta kesehatan