Minggu I Sesudah Epifani
Renungan Malam, 16 Januari 2021

♪KJ.62 : 8,9 – Berdoa

Mazmur 104 : 33 – 35
Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi ! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Haleluya (ay. 35)

Pemazmur di perikop ini menutup renungannya mengenai  Kisah Penciptaan dengan pernyataan keras tentang orang berdosa dan orang fasik. Pertanyaannya, mengapa Pemazmur menutup renungannya dengan cara seperti itu?

Kisah Penciptaan memang menceritakan keagungan dan kemuliaan Tuhan yang terlihat melalui ciptaan-Nya. Namun demikian, satu hal yang belum tersingkapkan adalah Kisah Penciptaan sesungguhnya memiliki latar keyakinan Yudaisme tentang keteraturan yang Tuhan ciptakan di dalam Penciptaan berlawanan dengan kekacauan yang menjadi simbol dari evil being. Kehadiran evil being itu yang menjadi fokus dari pemazmur dalam bacaan malam ini (J. Clinton McCann, Jr: 2012).

Ekistensi jahat (evil being) tersebut terlihat wujud fisiknya di dalam sosok orang fasik dan orang berdosa. Orang-orang tersebut jiwanya dikuasai oleh kejahatan dan kekacauan –serta hidup jauh dari kasih. Kalaupun orang-orang tersebut mengenal kasih, kasih menjadi suatu mainan semata atau gincu. Bagi Pemazmur, orang-orang tersebut selalu membayangi kehidupan kita. Pemazmur mengharapkan mereka enyah, karena kehadiran-nya mendatangkan celaka dan kerusakan bagi ciptaan.

Di sisi lain, Firman Tuhan ini mengajak kita, agar berhikmat dan mendorong untuk menilik sendiri jiwa masing-masing. Apakah jiwa kita dibelenggu oleh kejahatan dan kekacauan? Apakah kasih menjadi gincu yang membuat diri kita lebih terlihat menyenangkan di mata orang lain?

Jawaban jujur dari pertanyaan di atas menjelaskan identitas diri kita, dan arah perjalanan hidup yang akan ditempuh. Karena itu, mari kita berhikmat dan menilik diri masing-masing. Dengan demikian, kita bisa berkata, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku!“ Karena jiwa kita tidak termasuk ke dalam kelompok yang dibinasakan.

♪KJ.62 : 10,11,12

Doa : (Tuhan yang baik, mohon lindungilah jiwaku dari hasrat dan kehendak bebas diri ini yang dicemari oleh dunia)