Minggu III Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 14 Juni 2021

♪GB.19 : 1,2 – Berdoa

Yesaya 58 : 1-3
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak buruhmu (ay. 3b)

Dalam semua buku nyanyian Pelengkap Kidung Jemaat , ada nyanyian yang menarik dengan judul “Apalah arti Ibadahmu”. PKJ No. 264 ini mengandung pesan bahwa ibadah sejatinya adalah kesatuan ritual dan aktual. Secara ritual haruslah didasari oleh hati yang tulus dan penuh syukur kepada Tuhan, dan secara aktual ibadah yang sejati menghadirkan kasih Tuhan melalui tindakan mengasihi sesama, melayani orang yang susah, dan lemah. Kedua hal ini, bukanlah sebuah pilihan yang mana diutamakan, ritual atau aktual? Kedua hal ini adalah inti dari kesatuan ibadah yang tidak dapat dipisahkan.

Dalam nas ini, pemahaman tentang ibadah yang sejati tidak diindahkan oleh umat Tuhan. Satu sisi, peribadahan yang dilaksanakan memperlihatkan bahwa hal itu tidak didasari hati tulus dan syukur kepada Tuhan. Praktik mencari Tuhan, gemar untuk mengenal Jalan Tuhan, bahkan berusaha menjaga dan memelihara ketetapan hukum Tuhan, dilakukan seolah-olah lahir dari hati yang tulus sebagai ungkapan syukur. Padahal, motivasi mereka ialah supaya Tuhan mengindahkan usaha mereka dan memuaskan keinginan mereka saja tanpa memperhatikan kehidupan sesama. Di sisi lain, mereka tidak malu-malu mempergunakan ritual puasa untuk mendesak orang-orang berhutang agar usaha mereka semakin maju dan sukses, bahkan memerintahkan buruh buruhnya bekerja keras di saat mereka beribadah. Hal inilah yang menjadi sorotan Yesaya dan mengharapkan agar Tuhan memperingatkan mereka karena mereka telah melakukan pelanggaran.

Oleh karena itu, sebagai umat yang setia kepada ketetapan Tuhan, kita diingatkan bahwa keseluruhan hidup kita adalah ibadah yang sejati. Ibadah haruslah lahir dari hati tulus dan penuh syukur kepada Tuhan, dan mengarahkan hidup kita kepada mereka yang tersisih dan terpinggirkan untuk memperjuangkan keadilan agar kasih Tuhan dapat dialami.

♪GB. 19 : 3

Doa : (Ya Tuhan, ajarlah kami menjalani kehidupan sehari-hari sebagai ibadah yang berkenan kepada Tuhan)