Renungan Pagi
KJ.367 : 1,2 – Berdoa
Maleakhi 3: 6 – 12
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.” (ay.10)
Salah satu hot topik dalam kehidupan jemaat, di lingkup jemaat, lingkup Mupel maupun lingkup Sinodal adalah persepuluhan. “Bagaimana persepuluhan di jemaat kamu, lancar? Sesuai jumlahnya atau sewajarnya saja?” ini salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Ada lagi yang lain, “kenapa tidak serahkan persepuluhan ke gereja?” jawabannya “Nggaklah, saya tidak suka pendetanya. Lebih baik persepuluhannya diserahkan ke tempat lain!”
Firman TUHAN yang disampaikan melalui nabi Maleakhi tentang persepuluhan, bukan soal angka! Bukan juga soal selera atau apalagi soal kemampuan memberi! Firman TUHAN menegaskan bahwa dalam ketidakbenaran hidup umat, kemunafikan serta pengkhianatan umat, TUHAN Allah tetap setia dan tidak berubah! TUHAN terus memberikan tuntunan-Nya, bimbingan-Nya serta pemeliharaan-Nya sekalipun umat banyak berkhianat, munafik dan jahat serta menipu TUHAN. TUHAN Allah menghendaki umat beribadah kepada-Nya dengan benar, jujur dan dengan kerendahan hati! Dengan persepuluhan saja, Ia akan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat!
TUHAN Allah tidak akan bertambah kaya karena persembahan kita, dan sebaliknya, Allah juga tidak akan miskin karena kurangnya persembahan yang kita sampaikan! Persepuluhan merupakan bukti janji iman kita bahwa kita dipelihara oleh Allah dengan kasih-Nya yang besar dan dahsyat. Kita membawa persepuluhan, kita menyatakan betapa dashyatnya kasih dan berkat Allah bagi kita.
KJ. 361 ; 3
Doa : (Ya TUHAN, ajar kami mengerti akan dahsyatnya kasih dan berkat-Mu)