Renungan Malam
KJ.363 : 1 – Berdoa
2 Korintus 9:6-15
“kamu akan diperkaya dalam segaia macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami” (ay.11)
Seberapa sungguh dan besar rasa syukur kita kepada TUHAN? rasa syukur dalam menjalani hari-hari yang TUHAN berikan untuk kita tapaki dari waktu ke waktu yang di dalamnya kekuatan, kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan hidup dipenuhi oleh-Nya. Bisa jadi kita tidak pernah mengukur seberapa sungguh dan seberapa besar rasa syukur kita. Bisa jadi kita beranggapan bahwa tidak penting untuk mengevaluasi kesungguhan diri kita dalam hal bersyukur.
Bacaan firman TUHAN saat ini mengemukakan tentang hal memberi dengan sukacita dan dengan rasa syukur yang dilandasi oleh kemurahan hati:”kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, . . .”Kalimat “kemurahan hati” hendak menjelaskan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap orang percaya dalam hal memberi, sehingga pemberian tersebut akan membuahkan rasa syukur dan terhindar dari keberatan-keberatan hati.
Apa itu “kemurahan hati”? Kemurahan hati (Yun. haplotes) adalah perbuatan baik yang nyata. Artinya, suatu perbuatan baik yang bukan sebatas diucapkan, tetapi terlihat dan dapat dirasakan secara nyata melalui sebuah perbuatan dan tindakan. Dalam perikop ini lebih ditujukan kepada perbuatan baik yang nyata dalam hal memberi. Bagaimana memiliki “kemurahan hati”? Firman TUHAN menjelaskan bahwa kemurahan hati itu akan kita miliki jika TUHAN menganugerahkannya kepada kita sebagai suatu kekayaan dan melekat dalam sikap hidup orang beriman yang akan membangkitkan syukur kepada TUHAN. Oleh sebab itu, jika hari ini dalam hal memberi masih terdapat keberatan-keberatan hati, itu berarti bahwa kita belum sungguh-sungguh bersyukur. Supaya kita sungguh bersyukur dalam hal memberi, make mulailah memohon kepada TUHAN untuk memiliki apa yang dituliskan rasul Paulus “Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati. ”
KJ. 363 : 2
Doa : (TUHAN, berikanlah kami kemurahan hati)