Renungan Malam
KJ.117:1,2 – Berdoa
Yeremia 14:17- 22
Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memheri hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu? (ay.22)
Nabi Yeremia mengungkapkan kesedihannya menyaksikan umat Yehuda mengalarni penderitaan. Nabi Yeremia berharap agar Tuhan mengampuni umat-Nya serta memulihkan keadaan dengan menurunkan hujan sehingga mengakhiri kekeringan.
Musim kering atau kekeringan pada saat musim kemarau adalah hal yang biasa di daerah tropis, seperti Indonesia. Masalahnya adalah ketika ada oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab membuang puntung rokok di lahan gambut yang kering, atau dengan sengaja membakar lahan untuk mempersiapkan lahan partanian atau perkebunan rnaka dapat menimbulkan kebakaran hutan.
Kekeringan tidak hanya terjadi pada lahan tanah, kekeringan juga bisa terjadi dan dirasakan oleh jiwa dan rohani manusia. Misalnya seperti Daud ketika lari dari kejaran raja Saul, Daud merasakan kerinduannya kepada Allah seperti tanah kering dan tandus yang merindukan air (Maz.63;1).
Manusia bisa saja menjalani kehidupan di tanah yang kering, atau kahidupan yang sulit dan penuh pergumulan. Namun Tuhan adalah sumber air kehidupan yang mampu menyegarkan dan menguatkan bagi umat yang percaya. Firman Tuhan akan menyegarkan hati yang kering dan haus, sehingga mampu memiliki hati dan jiwa yang segar untuk menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan. Ia tidak berhenti menghasilkan buah meskipun ada di tahun kering (Yer.17:8).
KJ.117 : 3
Doa : Tuhan berilah kami kerendahan hati, mau mendengar suara Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hambaMu. Amin