Renungan Malam
KJ.370; 1,2 – Berdoa
Yesaya 26:7-9
Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya (ay.7).
Ungkapan “jalan lurus”, biasanya menunjuk pada sikap dan perbuatan seseorang yang mentaati hukum maupun ajaran agamanya. Yesaya 26:7-9 adalah bagian dari syair pujian yang ditulis oleh nabi Yesaya. Syair-syair ini berisi pengharapan. Nabi Yesaya merindukan saatnya ketika Tuhan menghakimi bumi dan menunjukkan keadilannya agar setiap orang belajar kebenaran dan melakukannya. Penantian nabi Yesaya telah digenapi oleh Tuhan Yesus yang hadir untuk mengajarkan jalan kebenaran dan hidup, sehingga setiap orang yang sudah belajar mampu untuk melakukan sesuai dengan kehendak-Nya.
Nabi Yesaya telah memproklamirkan bahwa Allah adalah Juruselamat dan pemberi damai sejahtera bagi manusia yang percaya dengan hati teguh, yang lurus jalannya. Gambaran istimewa ini menunjukkan bahwa Allah lah sang Pejuang yang meruntuhkan kubu-kubu benteng musuh. Dan membuka semua ketertutupan menjadi jalan-jalan, pintu-pintu yang terbuka bagi umat-Nya. Kebangkitan pun terbentang di hadapan umat-Nya sebagai karya diri-Nya di tengah kenyataan sejarah dunia.
Gereja berdiri di atas puncak proklamasi karya keselamatan Allah yang dikaryakan dalam diri Yesus Kristus. Kebangkitan-Nya memberi dan mengokohkan titik tolak iman Gereja. Iman yang berpangkal pada keselamatan, dan yang didalam-Nya, dan yang didalam-Nya ada pengharapan: yaitu mati dibangkitkan, yang runtuh dibangunkan, yang usang diperbarui, yang hancur dipulihkan. Karena itu gereja harus berani memberitakan pengharapan besar itu. Jangan takut, dan putus asa sebab yang diberitakan bukanlah isapan jempol melainkan karya besar tentang kebenaran yang berlaku sepanjang abad dan masa.
KJ.370 : 3
Doa : (Terima kasih Bapa, atas karya penyelamatan yang telah Engkau genapi di dalam diri anak-Mu Tuhan Yesus Kristus)