Renungan Pagi
KJ.446 : 1-Berdoa

Yesaya 66 : 15-17

“Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.” (ay.15)

Mengapa ada cerita legenda malin kundang dari Sumatera Barat? Kog tega seorang ibu mengutuk anaknya menjadi batu? Mungkin pertanyaan itu muncul dibenak kita, mempertanyakan kasih seorang ibu yang katanya tidak akan berakhir. Sudah pasti kasih ibu Malin Kundang sangat besar kepada anaknya namun kasih itu tidak meniadakan murka dari seorang ibu jika kasih yang diberikannya direndahkan oleh anaknya sendiri.
Demikian juga respon yang bisa muncul ketika kita membaca perikop bacaan kita saat ini, mengapa Allah yang mengasihi kita kog akan berniat menghancurkan manusia dalam kejahatannya? Kalau kita membaca dengan cermat kita akan melihat jawabannya tidak terletak pada besar atau tidaknya Kasih Allah kepada manusia tetapi pada kekerasan dan kebebalan hati manusia yang tidak mau berubah. Meskipun Allah murka terhadap manusia, tetapi murkanya tidak pernah meniadakan kasih-Nya, justru dalam kasih-Nya la membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk manusia boleh belajar dari kekeliruannya dan kembali kepada Allah.
Firman Tuhan saat ini mengajarkan kita untuk tidak memptanyakan kaslh Allah kepada kita jika penghukumannya mendera kehidupan kita, melainkan bertanya pada diri kita sendiri sudahkah kita berlaku benar dan taat kepada Allah? Jangan jadikan kasih Allah sebagai tameng bagi dosa-dosa kita ketika Allah hendak mengoreksi dan menegur kita karena kekeliruan yang kita buat. Melainkan jadikanlah Kasih Allah sebagai suatu kesempatan untuk memperbaharui kehidupan kita menjadi pribadi yang berkenan disebut sebagai anak-anak-Nya.

KJ.446 : 2

Doa : (Tuhan murka-Mu membuat kami mengerti akan setiap pelanggaran dan pekerjaan kami)