Renungan Pagi
KJ 82 : 1–Berdoa

Lukas 1 : 5 – 20

“Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat “ (Ay.6)

Sebagian orang sering memahami bahwa yang disebut damai sejahtera adalah keadaan yang baik dan terjamin dari segi lahiriah maupun batiniah/rohaniah.
Bukankah Imam Zakaria dan istrinya adalah keluarga yang saleh dan taat, lebih lagi keluarga yang special karena Zakaria termasuk keturunan Harun. Namun Injil Lukas menceritakan bahwa hidup keluarga Zakharia dan Elisabet tidak lengkap; mereka tidak dikaruniai anak. Apakah mereka memberontak kepada Allah dengan keadaan mereka? Tidak! Mereka tetap memelihara kesetiaan dan ketaatan serta kedekatan dengan Allah. Lalu, Malaikat Gabriel menyampaikan berita sukacita, berita tentang kelahiran anak bagi Zakharia dan Elisabet; apakah kemudian mereka meluap-luap kegembiraan mereka Karena akan mendapat anak? Juga tidak! Zakharia dan Elisabet bukanlah pribadi yang baru mengenal Allah atau bukan juga pribadi yang sekedarnya membangun hubungan dengan Allah. Zakharia dan Elisabet adalah pribadi-pribadi, juga suami-istri, yang membangun dan memelihara hubungan dengan Allah dalam kerendahan hati, kesetiaan dan ketaatan. Zakharia dan Elisabet menerima damai sejahtera dari Allah melalui perjalanan hidup mereka dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun; Zakharia dan Elisabet menerima damai sejahtera dari Allah melalui kedekatan dan keeratan hubungan mereka dengan Allah. Mereka hidup bersama dengan Sumber Damai Sejahtera itu.
Memasuki Minggu Adven IV, mestinya suasana damai sejahtera bukan hanya karena situasi dan kondisi merayakan Natal, melainkan karena kita terus memelihara dan hidup bersama Allah, Sumber Damai Sejahtera kita.
KJ 82 : 4,5

Doa : (Ya Kristus Yesus Sumber damai sejahtera, mampukan kami untuk memelihara damai sejahtera-Mu dan membagikannya kepada sesama kami)