Renungan Pagi 11 Februari 2019

KJ 433 : 1 – Berdoa

Lukas 21 : 1-2
Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. (ay.2)

Setiap beribadah bersama, kita selalu menyiapkan sejumlah uang untuk kita persembahkan kepada Tuhan. Alasannya, karena kita mau bersyukur kapada-Nya. sebab Dia telah lebih dulu memberikan banyak hal kepada kita. Terutama memberikan hidupNya yang berdaya guna unluk memulihkan dosa-dosa kita. Selain itu, kita juga menyadari bahwa tugas pelayanan gereja yang dipercayakan Tuhan, selalu butuh ditopang uang.

Tentu uang yang dipersembahkan setiap warga jemaat jumlahnya berbeda-beda. Ada yang memberi banyak, tetapi ada juga yang hanya sedikit. Namun demikian yang lebih mendapat perhatian Tuhan tidak ditentukan oleh jumlahnya, melainkan hal yang mendorong kerelaannya. Jika kerelaannya memberi didorong rasa cinta yang besar, maka ia memberi tanpa hitung-hitungan.

Yesus melihat persembahan yang dimasukkan oleh setiap orang ke dalam peti persembahan yang ada di bait Allah. Tidak terkecuali persembahan yang diberikan oleh si janda miskin. Meski jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan dengan persembahan dari orang kaya, tetapi yang dipersembahkannya seluruh uang yang ia miliki. Ia memberikan persembahannya kapada Tuhan dengan sukarela. Memberi dengan sukarela adalah memberi dengan dorongan rasa cinta yang besar. Karena dorongan itulah maka kerelaan memberinya tanpa hitung-hitungan.

Gereja bertanggungjawab untuk mangingatkan warganya agar mau memberi persembahan dengan dorongan cinta yang besar, bukan dengan hanya sekedar cinta – juga tidak karena terpaksa. Selain itu Majelis Jemaat juga wajib mengelola persembahan warga dengan baik dan penuh kehati-hatian. Supaya persembahan jemaat dapat dipergunakan untuk menopang pelayanan Tuhan, melalui kegiatan gereja-Nya.

KJ 433 : 3

Doa : (Tuhan, bukalah hati kami agar bersedia mempersembahkan segala sesuatu sebagai wujud cinta kasihku kepada-Mu)