Renungan Malam 11 Februari 2019

KJ.302 : 1,2 – Berdoa

Lukas 21:3-4
… janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.(ay. 3b)

Tuhan Yesus memuji janda miskin itu karena dengan rela telah mempersembahkan kepada Tuhan seluruh uangnya. Meski hanya dua peser, tetapi Yesus katakan, bahwa ia telah memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan persembahannya ke dalam peti itu. Alasan Yesus mengatakan demikian, karena janda miskin itu telah memberikan persembahan dari kekurangannya, bahkan dari seluruh nafkahnya (ay.4b). Itulah wujud persembahan kepada Tuhan yang diberi dengan kerelaan cinta – memberi kepada Tuhan bukan dari yang tersisa, melainkan tanpa sisa.

Mungkin kita meragukan ke-waras-an janda miskin itu. Ya, betapa tidak, bukankah hanya orang waras yang tahu dan menyadari, bahwa dirinya harus menyiapkan atau menabung sesuatu untuk kebutuhan hari esok? Dengan begitu, ia dapat mempertahankan hidupnya secara baik. Pemikiran orang waras, pada umumnya memang begitu. Karena “pemikirannya yang waras” itulah seringkali orang menjadi kikir – takut kalau simpanannya berkurang, apa lagi kalau habis maka ia akan kelaparan dan mati. “Pemikiran yang waras” seringkali justru membuat orang dihantui sikap tidak pernah puas. Setelah memiliki satu, lalu mau dua dan seterusnya.

Janda miskin itu rela mempersembahkan seluruh uangnya kepada Tuhan. Itu tidak berarti ia sudah tidak waras. Justru ia memiliki pemikiran yang melampaui ke-waras-an. Yaitu pemikiran yang mau menggantungkan seluruh kehidupannya kepada Tuhan – bukan kepada siapa-siapa atau kepada apa-apa, termasuk uang. Lalu bagaimana dengan pemikiran saya dan saudara‘? Pertanyaan ini diajukan bukan untuk kita jawab, melainkan untuk menjadi perenungan kita, agar kerelaan memberi dari si janda miskin menjadi inspirasi dan memotvasi kita untuk mau memberi dengan rela dengan demikian hidup kita menjadi lega (lapang, iklas dan tidak kuatir).

KJ.302: 3

Doa : (Ya, Tuhan ajar kami untuk mau memberi, bukan hanya karena kami sudah memiliki dengan kelimpahan, melainkan saat kami berkekurangan sekalipun)