Renungan Malam 15 Februari 2019
KJ.454 : 1 – Berdoa
Kisah Para Rasul 16:25-28
Jangan celakakan dirimu… (ay.26)
Dihukum karena melakukan kesalahan adalah wajar. Tetapi kalau dihukum karena difitnah melakukan pelanggaran, temu ini sangat menyakitkan. Jika itu terjadi pada kita, apa yang harus kita lakukan? Mari kita renungkan kembali bacaan malam ini. Paulus dan Silas divonis bersalah dan dimasukan kedalam penjara. Saat tengah malam, Paulus dan Silas rnengadukan semua yang dialami kepada Tuhan Yesus melalui doa. Mereka yakin, bahwa Tuhan tidak pernah tidur dan selalu bersedia menolong anak-anak-Nya yang taat. Paulus dan Silas tidak menjadi marah dan mengutuki orang-orang yang telah membuatnya menderita dipenjara. Mereka iklas menjalaninya, bahkan menyanyi dan memuji-muji keagungan Tuhan
(ay. 25).
Tuhan rnengetahui kesungguhan pekerjaan mereka. Lalu bertindak membebaskan mereka melalui cara yang ajaib. Gempa membuat pintu-pintu penjara terbuka. Melihat kejadian itu, kepala penjara menjadi takut. la berfikir, bahwa para tahanan telah malarikan diri, begitu juga dengan Paulus dan Silas. Maka ia bermaksud ingin mengakhiri hidupnya dengan pedang. Tetapi Paulus menahannya, katanya, “Jangan celakakan dirimu”. Paulus dan Silas dibebaskan Tuhan dari belenggu penjara. Lalu mereka berdua membantu membebaskan kepala penjara dari keputus asaan dan kematian.
Tuhan Yesus berkali-kali mengingatkan para murid-Nya untuk senantiasa berdoa dan juga mendoakan musuh yang menganiaya rnereka (Matius 5:44). Doa adalah sarana yang digunakan orang percaya untuk rnembangun hubungan dengan Tuhan. Jika yang
dlbangun adalah hubungan secara pribadi, maka menggunakan metode doa hening atau bersaat teduh akan lebih baik. Apapun metode dan caranya berdoa, sesungguhnya doa menolong kita terlepas dari berbagai belenggu kehidupan. Setidaknya, belenggu yang kita alami tidak lagi membuat kita merasa ditinggalkan Tuhan,
KJ.454 :2
Doa : (Tolonglah kami ya Tuhan, saat hendak memasuki keheningan-Mu, supaya kami menjadi kuat kembali, setelah menjalani hari kami yang penat)