Renungan Pagi 17 Februari 2019

GB 341 : 1 – Berdoa

Keluaran 18:13-16

maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah (ay 16b)

Jangan pernah mengira bahwa perjalanan hidup umat Tuhan selalu aman. Tidak! Umat Tuhan juga seringkali mengalami jatuh-bangun. Pertanyaannya adalah cara agar tidak selalu jatuh? Perhatikan renungan perikop pagi ini. Keberlangsungan hidup umat sebagai suatu persekutuan tidaklah ditentukan oleh kemampuan umat tetapi tergantung pada Allah. Karena itu umat harus peka menatap petunjuk dan ketetapan dari Tuhan. Bagaimanakah caranya? Pertama, hadirnya seorang pemimpin umat yang memiliki wewenang dan wibawa ilahi. Kedua, Wewenang dan wibawa pemimpin umat bersumber pada Allah yang memanggil dan mengutus-Nya. Ketiga, pemimpin yang memiliki karakter dan kompetensi keillahian.

Musa memenuhi ketiga syarat tersebut. Ia hadir sebagai pemimpin umat Israel dan tidak mengedepankan pencitraan diri. Allah yang memanggil dan mengutus, memperlengkapinya dengan wewenang dan wibawa pelayanan. Apakah Musa pemimpin sempurna? Oh, tidak! Musa memang berhasil mengemban tugas panggilan yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Bahkan Musa telah melampaui amban’g batas mengelola tenaganya sepanjang hari.Tingkat kepercayaan umat pun tinggi dan bersedia antri sehari penuh.

Dengan tangan terbuka Musa menyambut baik nasihat Yitro, sang mertua yang mengunjunginya. Kepada Musa, Yitro menyampaikan nasihat yang elegan yaitu agar Musa memberlakukan pola efisiensi, pemberdayaan, perwakilan suku Israel yang berkualitas. Adalah Iebih baik bagi pemimpin umat masa kini menatalayani umatNya dengan pola efisiensi, pemberdayaan. Sistem perwakilan agar umat terbina dengan baik dan berkarakter.

GB.341 :2

Doa: (Bapa di surga, bimbinglah kami untuk saling melayani demi mencapai hidup yang lebih bersejahtera)