Renungan Malam 18 Februari 2019
GB 43:1 – Berdoa
Yosua 3:1-6
“Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” (ay 5)
Dalam sebuah tulisan dikatakan bahwa dewasa ini, bangsa Israel sementara mencari sebuah senjata tercanggih, untuk menjadi miliknya. Menariknya senjata canggih yang dimaksud itu bukan senjata mesin tetapl “Tabut Allah.” Kita tahu, kan, “Tabut Allah?” la bukan produk senjata modem dalam artian umum. Namun bagi Israel ‘Tabut Allah’ itu lebih dasyat dari semua senjata modern. Tabut Allah itu menandai kehadiran Allah yang menyertai umat-Nya.
Dalam konteks perikop Alkitab ini, Israel sementara bersiap-siap memasuki Kanaan, tanah perjanjian Allah. Menarik perhatian, bahwa tugas para pengatur pasukan bukan mempersiapkan alat perang. Tugasnya adalah: mengelilingi seluruh perkemahan dan memberi perintah kepada umat untuk memperhatikan hubungan benar dengan Allah melalui “pengudusan diri.” Tugas ini terkait tiga persyaratan yakni: pertama, para imam dari suku Lewi bertugas mengangkat tabut perjanjian Tuhan Allah. Kedua, umat segera berangkat mengikuti tabut Allah ini. Ketiga, mereka harus menjaga jarak 2000 hasta, agar mampu melihat jalan baru yang belum pernah mereka tempuh. Ketiga persyaratan ini mengarah pada satu pokok prinsip yakni: “pengudusan diri umat.” Jika perintah Yosua ini didengar dan dipatuhi, maka ketika hari besok tiba, ketika para imam “mengangkat tabut perjanjian” dan umat Tuhan mulai bergerak mengikutinya, maka mereka akan mengalami perbuatan Allah yang ajaib. Hal ini juga berlaku bagi semua anak-anak Tuhan yang saleh dan benar untuk menguduskan diri agar dipimpin oleh Tuhan.
GB.43:2
Doa : (Anugerahkan Roh hikmat-Mu kepada para pemimpin Jemaat-Mu, agar dengan jernih hati dan pikiran mau mengerjakan pelayanan secara murni)