Renungan Malam 20 Februari 2019
GB.115:1 – Berdoa
Hakim-Hakim 6:11-24
“Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Tuhan dan menamainya: “TUHAN itu keselamatan” (ay. 24a).
Ada banyak bentuk ucapan syukur. Syukur ulang tahun, naik kelas, naik pangkat, masuk rumah baru, baptisan dan sidi. Ucapan syukur juga kita lakukan setelah sembuh dari sakit atau juga apabila ayah, ibu atau anak kita meninggal dunia. Jadi perasaan syukur kita meliputi seluruh pelataran hidup kita ini. Inilah keunikan hubungan iman kita dengan Tuhan Allah.
Tidak selalu, tetapi mungkin lazimnya hal ini yang akan terjadi. Jika rasa syukur klta didasarkan pada suatu peristiwa blasa, maka syukur kita juga berkadar biasa. Sebaliknya kita akan bersyukur lebih sungguh, ketika menghayati bahwa peristiwa yang kita alami mengandung beban berat.
Gideon sedang mengirik gandum dengan sembunyi. Sebab, apabila ketahuan, semua hasil gandum akan di rampok, dia akan dikejar oleh tentara Midian. Peristiwa ini termasuk berat, menggelisahkan bagi dirinya dan setiap anggota umat. Gideon sebenarnya tidak dapat menerima keadaan yang membuatnya tertekan.
Tentara Midian terus berusaha mengintimidasi orang Israel dengan maksud Israel tetap hidup dalam penderitaan. Dalam suasana hati:
Gideon yang sedang memberontak ini, tiba-tiba muncul malaikat Tuhan dengan maksud mengangkatnya menjadi hakim atas bangsaIsrael (ay.12-14). Gideon mengungkapkan kekecewaannya secara terbuka kepada malaikat Tuhan (ay.13) dan ketidaksanggupannya (ay.13,15). Masuk akal bukan? Namun pada akhirnya Gideon memahami pembelajaran Allah. la mohon diampuni alas kekhilafannya, lalu ia mengucap syukur dan mendirikan mezbah serta membawa persembahan bagi Tuhan.
Nas ini mengajar kita untuk menghayati panggilan dan pengutusan Tuhan di atas segala bentuk kesulitan dan pergumulan kita dalam hidup ini.
GB.115 :2
Doa : (Ajari kami Tuhan untuk tidak saja bersyukur ketika merasa bahagia, tetapi juga ketika berada dalam keadaan susah dan derita)