Renungan Pagi 20 Februari 2019
GB.367:1 – Berdoa
Hakim-Hakim 6:1-6
“sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu” (ay.6a)
Janganlah menganggap bahwa sekali Tuhan memihak umatNya, maka mereka akan selalu hidup nyaman. Berhati-hatilah! Jangan cepat berpuas diri dengan kenyamanan hari ini. Apa pendapat saudara jika sebagai umat Tuhan, namun mengalami hambatan hidup? Justru melalui pengalaman ini, kita makin menjadi dewasa dalam Tuhan. Seorang anak tidak akan menjadi dewasa dalam arti yang benar, apabila selalu dimanja orang tuanya. Binalah dia menghadapi ujian hidup, asal tidak melampaui ambang batas kekerasan.
Generasi baru umat Israel telah bermukim di Kanaan, tanah perjanjian Tuhan. Namun hidup umat Tuhan ini tidak bebas dari penderitaan. Mereka masih mengalami kendala. Suku-suku asli Kanaan seperti Heti, Amori, Feris dan Yebus dibiarkan hidup bersama Israel, untuk mengujinya antara mematuhi atau menghianati Tuhan yang telah membebaskan mereka dari kungkungan perbudakan (bdg. Hak.3:5,6)
Kondisi umat Tuhan dalam perikop pagi ini sedang terpuruk dan melarat. Fakta ini, bukan karena hasil ladang gagal total. Perkawinan campur yang dilakukan oleh orang Israel menyebabkan terjadinya alih kepercayaan yang jelas telah menghianati Tuhan. Karena menghianati Tuhan itulah yang membuat hidup mereka terpuruk. Keterpurukan itu dibuktikan dengan dijajahnya Israel oleh bangsa Midian selama 7 tahun (6:1). Sebuah proses pembelajaran dari Tuhan. Melalui jalan derita karena melarat, umat Tuhan belajar memahami hidupnya dalam Tuhan. Terutama ditengah keragaman, umat diingatkan untuk tidak menghianati Tuhan. Artinya ditengah situasi atau kondisi apapun kita dipanggil untuk tetap setia kepada Tuhan dan teguh dalam pengharapan kepada-Nya. Apa tanggapan saudara tentang peran gereja dalam keberagamaan di Indonesia.
GB.367:2
Doa : (Bapa di surga, kami seringkali mengalami goncangan Iman. Tambahkan dan teguhkan iman kami memahami penyertaan-Mu)