Renungan Malam 24 Februari 2019

GB.280 : 1,2 – Berdoa

Galatia 4 : 16 – 20
“Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kami, karena mereka mau mengucilkan kamu…” (ay.16-17)

Ada ungkapan yang berbunyi, “Kasih sayang tak hanya ditunjukkan dengan sanjungan dan pujian, bisa juga melalui teguran atas kesalahan dan kelaiaian.”

Kebenaran Injil yang diberitakan Paulus membuatnya dianggap sebagai musuh oleh jemaat Galatia. Padahal sebelumnya hubungan mereka sangat dekat, penuh kasih sayang. Paulus menegur jemaat Galatia karena kebenaran Injil yang telah mereka terima, sekarang mereka tolak karena pengaruh sekelompok orang Yahudi. Kebenaran Injil yang diberitakan Paulus tentunya menghambat usaha kelompok orang-orang Yahudi tersebut yang sangat rajin memikat jemaat Galatia agar mengikuti ajaran mereka. Paulus mengingatkan bahwa kelompok orang-orang Yahudi itu memiliki niat dan cara yang tidak tulus karena mereka ingin jemaat Galatia hanya menjadi pengikut mereka yang setia dan menolak Injil, sehingga mereka membuat Paulus dibenci atau dimusuhi oleh jemaat Galatia dengan mengatakan bahwa Paulus memberitakan Injil palsu (Gal.1:6-24). Sebaliknya, Paulus memiliki ketulusan hati yang digambarkan seperti seorang ibu kepada anak-anaknya, bahkan seperti seorang ibu yang sedang melahirkan anaknya. “Menderita sakit bersalin” menggambarkan dukacita, penderitaan batin dan kerinduan Paulus kepada jemaat Galatia yang telah hidup di luar Injil atau di luar kasih karunia Kristus. Paulus ingin menegaskan perhatian dan kasih sayangnya yang tulus supaya jemaat Galatia kembali hidup beriman dan meneladani Kristus.

Sesungguhnya teguran yang berisi didikan bertujuan menyadarkan sikap dan tindakan kita yang salah, supaya bisa memperbaiki diri dan menjalani hidup lebih baik lagi (Ayb.5:17; Ams.6:23). Teguran mendidik kita menjadi orang Kristen yang berhikmat dan bijaksana. Karena itu orang yang menegur tindakan kita yang salah, tak sepatutnya kita benci atau musuhi. Janganlah mengabaikan teguran, karena teguran adalah cara Tuhan dan sesama dalam mengasihi kita. Kiranya kita juga dibimbing oleh Roh Kudus agar berhikmat memberi teguran kepada sesama kita berdasarkan kebenaran firman Tuhan dalam kasih yang tulus.

GB.280 : 3

Doa : (Ya Tuhan, kuasailah kami dengan Roh Kudus agar dapat mengindahkan teguran dan menegur orang lain dengan penuh kasih)