Renungan Pagi 26 Februari 2019
GB 121 : 1 – Berdoa
Kisah Para Rasul 27 : 1 – 8
…. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkanya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya” (ay.3)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘ramah’ berarti ‘baik hati dan menarik budi bahasanya’, ‘manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul’ dan ‘menyenangkan dalam pergaulan.’
Dalam Kisah Para Rasul 26 : 32 diceritakan bahwa Paulus bisa saja dibebaskan. Tetapi karena ia menyatakan naik banding kepada Kaisar, maka dia harus dibawa ke Roma (Italia) untuk menghadap Kaisar. Julius, seorang perwira dari pasukan Kaisar Romawi bertanggung jawab mengantar Paulus dan para tahanan lainnya ke Roma. Mereka harus menempuh perjalanan dengan berlayar menggunakan kapal menuju Roma. Dalam pelayaran itu, dikisahkan di ayat 4 bahwa Julius memperlakukan Paulus dengan ramah. Ramah disini diartikan “memperlakukan dengan baik hati.” Artinya, Julius memperlakukan Paulus dengan baik hati. Julius tahu bahwa Paulus bukanlah penjahat dan adalah warga negara Roma yang hendak bertemu Kaisar. Karena itu Julius memberikan kebebasan kepada Paulus untuk mengunjungi para sahabatnya di Sidon, supaya mereka juga dapat menunjukkan kebaikan hati untuk memenuhi kebutuhan Paulus selalu menempuh pelayaran ke Roma.
Saudaraku, bersikap ramah sesungguhnya adalah sikap hidup orang Kristen sebagai manusia baru yang berasal dari kebaikan hari yang tulus. Efesus 4 : 23, 24, 32 menjelaskan, “ramah dan penuh kasih mesra” adalah salah satu ciri dari orang Kristen yang sudah diperbarui hidupnya yaotu roh dan pikirannya, sehingga hidup menurut kehendak Allah. Bersikap ramah adalah salah satu wujud orang Kristen yang dipenuhi oleh hikmat Tuhan (Yak. 3 : 17). Bersikap ramahlah agar engkau dapat bersaksi tentang hidup orang Kristen yang mencerminkan kasih dan kebaikan Tuhan dalam pergaulan sehari-hari.
GB. 121 : 2
Doa : (Ya Roh Kudus, pimpinlah hidup kami agar dapat bersikap ramah kepada siapa saja supaya kasih dan kebaikan Tuhan terus dinyatakan).