Renungan Malam 15 Maret 2019
KJ.406 : 1 – Berdoa
2 Timotius 4 : 13 – 16
Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan… (ay.14)
Salah satu bentuk perhatian kepada teman adalah dengan menyampaikan peringatan kepada mereka. Langkah itu kita lakukan dengan lemah lembut dan tulus, bukan untuk menakuti-nakuti mereka lagi untuk menyurutkan semangat dan harapan mereka. Sebaliknya, kita memberi peringatan demi kebaikan dan keselamatan teman kita. Paling tidak, supaya mereka terhindar dari suatu hal ihwal yang buruk atau yang dapat merusak kehidupan mereka. Inilah yang dilakukan Paulus terhadap Timotius, anak rohani sekaligus rekan sejawatnya. Paulus mengingatkan Timotius tentang 2 hal.
Pertama, supaya ia segera datang menjenguknya di penjara sambil membawa semua perlengkapan pribadi Paulus yang tertinggal di Troas, yaitu jubah, kitab-kitab dan perkamen. Mengapa segera? Barangkali karena Paulus tahu bahwa waktu kematiannya sudah dekat. Ia ingin berjumpa dengan Timotius dan menyampaikan sesuatu kepadanya secara langsung. Barangkali pula Paulus ingin melakukan sesuatu di akhir kehidupannya dengan menggunakan berbagai perlengkapan pribadi yang selama ini berguna dalam pelayanannya. Kedua, supaya Timotius waspada terhadap Aleksander, tukang tembaga, yang telah menyusahkan Paulus dan berbuat jahat terhadapnya. Peringatan ini Paulus sampaikan supaya Timotius tidak lengah serta berani menghadapi Aleksander sekiranya ia mencoba mencelakai dirinya bahkan jemaat Kristen di kota Efesus yang dilayaninya.
Di sini kita menemukan kualitas diri Paulus yang luar biasa, baik sebagai rasul maupun sebagai teman. Sebagai rasul yang berpengalaman, Paulus ternyata tidak mau berhenti belajar. Ia ingin terus memperluas pengetahuannya dengan membaca banyak kitab. Baginya, hai itu jauh Iebih berguna ketimbang meratapi nasibnya yang terkurung dalam penjara. Sedangkan sebagai teman, Paulus tetap menjalin komunikasi dan relasi yang akrab dengan Timotius meski mereka terpisah oleh tempat dan jarak. Paulus bahkan selalu percaya kepada Timotius dan mengandalkan kebaikannya. Saudaraku, sudahkah kita memperingatkan sesama? Ataukah kita membiarkan mereka mengahadapi bahaya yang tidak diketahuinya? Sudahkah pula kita menerima peringatan dengan hati terbuka, tanpa curiga ataupun prasangka? Selamat merenungkannya. Tuhan melindungi istirahat kita.
KJ.406 : 3
Doa : (Ya Tuhan, ajarlah aku untuk berani memperingatkan sesama sekaligus terbuka untuk mendengarkan peringatan mereka, supaya aku terhindar dari bahaya dan kesukaran)