Renungan Malam 20 Maret 2019

KJ.318 : 1 – Berdoa

Imamat 25 : 8 – 13
… kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya (ay.10)

Lebaran selalu identik dengan mudik. Mudik ini bahkan bukan hanya dilakukan oleh saudara-saudara Muslim, tetapi juga yang beragama lain. Mudik adalah kesempatan untuk berkumpul bersama-sama dengan keluarga. Di tengah kesibukan kita dengan pekerjaan dan semua kesibukan kita, mudik adalah kesempatan untuk mengingat siapa kita dalam hubungan dengan keluarga dan asal-usul kita. Jadi mudik bukan hanya berhubungan dengan perayaan keagamaan, tetapi mudik adalah merayakan siapa kita, siapa keluarga kita dan asal-usul kita.

Tahun Yobel sebenarnya bukan hanya semata-mata tahun pembebasan. Tahun Yobel memang biasanya dihubungkan dengan pembebasan terutama kepada budak-budak atau para pekerja. Karena berbagai alasan mereka harus bekerja atau berada di bawah kuasa tuannya. Ketika tahun Yobel tiba, para pekerja atau budak ini harus dibebaskan dan menjadi orang merdeka. Mereka bebas mengatur hidup mereka sendiri. Tapi pesan untuk pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya sebenarnya adalah pesan penting untuk memahami makna dari Tahun Yobel. Dengan pulang ke kaumnya, orang bisa merasakan kembali kehidupan sebagai sebuah komunitas, sebagai sebuah keluarga. Dengan kembali ke tanah miliknya orang diajak untuk merefleksikan kembali asal-usulnya dan tujuan Tuhan menghadirkannya di tengah-tengah tanah miliknya.

Pesan ini penting terutama untuk mereka yang sering meyibukkan diri dengan pekerjaan dan menjadi terasing dari negeriya dan keluarganya. Pekerjaan memang sering membuat orang sibuk dengan dirinya sendiri dan lupa dengan keluarganya maupun kampungnya. Karena itu firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa ada waktunya kita harus berhenti dari segala kesibukan kita, dari kerja keras yang sering dengan alasan untuk masa depan keluarga juga. Hentikan semua aktivitas itu dan kembalilah ke keluarga kita berikan perhatian kepada mereka! Dengan kembali ke tanah asal kita, kita juga bisa berpikir bagaimana membangun negeri asal usul kita itu.

KJ.318 : 2

Doa : (Ajarkan kami untuk memberi waktu juga bagi keluarga dan kampung kami)