Renungan Pagi 24 Maret 2019

KJ. 424:1 – Berdoa

1 Korintus 3:1-4
“…kamu masih manusia duniawi” (ay.3)

Pernyataan Paulus bahwa jemaat adalah manusia duniawi hendak menguatkan perhatian Paulus pada kualitas hidup warga jemaat di Korintus. Manusia duniawi yang condong menghidupkan persaingan tidak sehat merupakan benih perpecahan yang akan merusak persekutuan. Manusia duniawi merupakan sebutan Paulus untuk mereka yang gemar memperuncing konflik dan piawai mengeruhkan suasana. Keadaan ini menunjukkan rendahnya pemahaman mengenai salib yang berkuasa mendamaikan Allah dan manusia. Kesadaran pada kuasa eaiib akan menoiong umat memahami penting, indah dan perlunya persekutuan yang erat di antara umat. Sebagai manusia duniawi, umat menunjukkan bahwa mereka mengabaikan kuasa salib yang mendamaikan. Kuasa salib yang seharusnya memberi pengaruh dalam relasi dengan sesama akan memunculkan persekutuan yang saling menghargai, tidak menjatuhkan, saling menopang dan bukan saling merubuhkan. Kehadiran kuasa jahat ditandai dengan rusaknya persekutuan, sebab dengan demikian umat Tuhan lalai pada peran kuasa salib yang mendamaikan. Kuasa jahat hadir dengan pengaruhnya agar umat hidup dalam dendam dan jauh dari penyesalan. Pada titik inilah firman Tuhan mengingatkan umat agar mewaspadai perilaku manusia duniawi.

Di ayat 2 nampak bahwa manusia duniawi menunjukkan ketidakmatangan, sehingga hal sederhana pun dapat menjadi sumber pertikaian. Kehadiran umat Tuhan saat ini perlu terus mengalami pertumbuhan dalam iman kepada Kristus Yesus. Ciri khas dari pertumbuhan iman adalah umat tidak dihinggapi oleh rasa iri dan dengki terhadap sesama. Kehidupan sebagai keluarga Kristen yang terus bertumbuh akan berdampak pada lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, dikebun, dikampus, dan dimana saja.

Tetaplah bertahan dalam pergumulan dan tantangan, sebab Allah selalu menyertai agar kehidupan yang terpancar bukanlah perpecahan, namun persekutuan yang hangat dan saling menguatkan.

KJ. 424 : 2
Doa : (Tuhan, tolonglah kami untuk terus bertumbuh dalam iman dan merawat persekutuan kami)