Renungan Pagi 29 Maret 2019

KJ.423:1,2 – Berdoa

Ibrani 12:14-15
“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan” (ay.14a).

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi, hidup dalam kekudusan adalah syarat mutlak untuk berjumpa dengan Allah. Kudus menunjuk pada suatu pola hidup yang berkesinambungan dan tidak sama dengan dunia sekalipun berada dalam dunia. Warga jemaat didorong untuk tetap melakukan peran mereka secara bertanggungjawab dalam pengharapan kepada Kristus Yesus. Peran yang demikian penting sebagai murid Kristus hendaknya tidak dikaburkan oleh berbagai hal yang jahat. Artinya, warga jemaat menghayati bahwa hanya dengan menjaga kekudusan mereka dapat mendemonstrasikan perilaku yang baik walaupun mereka berjumpa dengan dunia, namun berbeda dari dunia. Kepastian sebagai umat Tuhan yang terus menjaga diri dalam kekudusan adalah sikap yang dewasa, matang dan teruji. Kenapa demikian? Sebab bukankah ketika menjadi murid Yesus, maka seseorang dapat dikucilkan, diusir, tidak dianggap sebagai anggota keluarga dsb. Kehadiran mereka sebagai umat Allah memberi ruang yang luas untuk terus berharap pada kasih karunia-Nya. Hal Iain yang disampaikan ialah pentingnya untuk mendekat pada kasih karunia (ay.15) sebagai kesadaran bahwa tanpa Tuhan hidup menjadi tidak bermakna. Hidup yang tidak bermakna lebih potensial menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang. Hidup demikian adalah hidup yang bertentangan dengan kekudusan dan mencemarkan diri. Hanya dalam kekudusan, maka relasi dengan sesama menjadi terhormat dan bermanabat. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih Ielah kita tidak sia-sia.

KJ.423 : 3,4

Doa : (Tuhan, berilah kami kekuatan untuk selalu hidup dalam damai sejahtera dengan sesama dan sekaligus dalam kekudusan)