Renungan Malam 30 Maret 2019
KJ.466a : 1,2 – Berdoa
1 Korintus 11 : 23 – 34
“Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita” (ay.31)
Saudara-saudari yang Tuhan Yesus kasihi, meneruskan hal yang bermanfaat bagi hidup kerohanian umat menjadi perhatian Paulus. Pengajarannya tentang kebenaran yang dijumpai dalam Yesus hendak dinyatakannya sebagai peristiwa yang bergulir sepanjang waktu. Paulus tidak berhenti pada masa lalu, namun meneruskan kebenaran tersebut sebagai pokok pengajarannya (ay.23). Perjamuan yang diwujudkan dalam persekutuan bukanlah soal kematian Yesus, tetapi soal kehidupan-Nya sampai Ia datang. Bertolak dari kebenaran demikian, maka Paulus memberi keyakinan pada jemaat bahwa hidup persekutuan harus selalu terjaga dan diperiihara. Caranya ialah dengan meneruskan kebenaran disepanjang waktu, sehingga dibutuhkan ketulusan untuk menguji diri sendiri. Pola demikian akan terus membuat umat berada dalam sikap berhati-hati dan mawas diri.
Menguji diri sendiri memerlukan kejujuran agar tindakan menjaga persekutuan tidak bertumpu pada kepentingan diri sendiri, tetapi pada karya Kristus Yesus. Menguji diri sendiri untuk memahami bahwa sekalipun tidak layak, tetapi karya pengurbanan Kristus memberi kelayakan. Bertolak dari pemahaman demikian, maka setiap kali umat berada dalam perjamuan perlu memperlakukan perjamuan tersebut dengan cara-cara yang layak, yakni berbagi dalam kasih. Menguji diri sendiri akan membungkam pikiran untuk kebenaran diri sendiri dan mengabaikan sesama. Itulah sebabnya Paulus menggaris bawahi pentingnya perhatian pada sesama. Kita perlu menguji diri sendiri agar tidak terpaku pada kebenaran diri, tetapi selalu mengambil inisiatif untuk menjadi berarti bagi sesama sepanjang waktu.
KJ.466 : 4,5
Doa : (Tuhan jadikan diri kami peka supaya kehendek-Mu menjadi teladan dalam hidup kami)