Renungan Pagi 31 Maret 2019
KJ.416 : 1 – Berdoa
Yeremia 29 :1 – 9
“…sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (ay.7).
Saudara-saudari yang Tuhan Yesus kasihi, suasana damai yang dialami umat Tuhan telah berubah menjadi suasana muram penuh kecewa. Mereka yang tadinya hidup dalam suasana sejahtera jaman raja Daud dan melejit pamornya pada jaman raja Salomo, kini terpuruk dalam pembuangan di Babel. Kenyataan yang membuat umat mempertanyakan apakah arti mereka sebagai umat Tuhan? Apakah keistimewaan mereka sebagai umatTuhan telah lenyap? Perubahan yang terjadi bukanlah peristiwa sederhana, tetapi peristiwa yang memengaruhi semua pemahaman yang bersifat prinsipil. Pembuangan adalah konsekuensi dari berpalingnya mereka dari Allah, terutama ketika kebenaran tidak lagi menjadi tuntunan, sehingga telinga mereka terarah pada nabi palsu, Hananya bin Azur yang menubuatkan Babel akan hancur dan Yehuda akan kembali ke Yerusalem dalam 2 tahun.
Sebaliknya, kebenaran yang disampaikan Yeremia dianggap hanya memperburuk keadaan ketika dikemukakan bahwa bangsa yang besar tersebut dihukum Tuhan karena perbuatan mereka; Yerusalem hancur dan mereka dibuang ke Babel selama 70 tahun (Yer.25:12). Umat akan berada di Babel selama 70 tahun dan bukan 2 tahun. lniberarti ada waktu panjang yang harus dilalui. Mereka perlu membangun kehidupan yang baru dan menatap masa depan. Umat perlu menyadari bahwa kehidupan mereka akan dituntun oleh Allah memasuki masa depan
yang baru.
Suasana muram karena persoalan dan pergumulan yang dialami akan mengokohkan untuk terus berkarya bagi banyak orang seperti dikemukakan Yeremia, ‘usahakanlah kesejahteraan kota sebab sejahteranya ada/ah sejahteramu‘ (ay.7). Ketika mengalami pergumulanjustru menjadi berkat. Demikianlah kita hadir sebagai umat yang semakin dewasa, karena menyadari bahwa kasih-Nya hebat atas kita (ay.11)
KJ.416 : 2
Doa : (Tuhan, tolonglah kami memahami hal yang utama yakni kasih-Mu)