Renungan Malam 3 April 2019
KJ.365b : 1,3 – Berdoa
Yakobus 1 : 26 – 27
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (ay.27)
Yakobus dalam suratnya menjawab pandangan dari sebagian orang di beberapa jemaat Kristen mula-mula yang memahami bahwa yang penting beriman kepada Yesus Kristus; tidak perlu repot-repot untuk melakukan ini dan itu. Yang penting beriman, tidak perlu sibuk dengan kesaksian hidup! Dengan tegas surat Yakobus menyatakan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (1:22). Dan lagi ditegaskan, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”. (2:17). Praktek hidup beribadah dari jemaat Kristen mula-mula tidaklah salah; tetapi ibadah yang dilakukan akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan, diterapkan dalam perbuatan sehari-hari. Bahkan makna ibadah yang dilakukan dapat hilang, ketika orang yang beribadah justru melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan makna ibadahnya.
Ibadah kepada TUHAN harus utuh dan bulat, tidak setengah-setengah! Ibadah kepada TUHAN tidak hanya terbatas kepada pujian yang dinyanyikan, doa yang dipanjatkan serta firman TUHAN yang didengarkan! Ibadah kepada TUHAN adalah juga nyanyian, doa dan firman TUHAN yang dilakukan dalam kesaksian hidup, berdampak bagi sesama, dan dilakukan dengan sungguh serta murni, sebagaimana layaknya dilakukan kepada TUHAN (Matius 25: 31-46; Kolose 3:17,23)
KJ.365b : 4,6
Doa : (Ya TUHAN, tuntun dan mampukan kami untuk beribadah murni kepada-Mu melalui keutuhan kesaksian hidup kami)