Renungan Pagi 4 April 2019

KJ 394 : 1,2

Mazmur 100: 1 – 5

Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (ay.5)
lbadah merupakan bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan orang Israel. Ibadah bagi orang Israel adalah identitas diri mereka di hadapan banyak bangsa dan ungkapan perayaan, pemuliaan bagi TUHAN. Beribadah kepada TUHAN berarti sebuah kesempatan yang teramat istimewa, karena TUHAN yang Empunya segalagalanya berkenan untuk menjumpai ciptaan-Nya. Karena ibadah adalah sebuah keistimewaan semestinya umat yang beribadah adalah umat yang bersukacita dan bemorak-sorai. Beribadah kepada TUHAN membuat umat semakin menyadari keberadaan TUHAN dan menyadari keberadaan diri umat sebagai ciptaan TUHAN, sebagai milik TUHAN, sebagai kawanan domba Allah. Beribadah kepada TUHAN membuat umat semakin mengenal dan mensyukuri kasih setia TUHAN yang terus bertaku dalam kehidupan. Beribadah kepada TUHAN berarti membangun ibadah, membangun pengabdian, membangun hubungan dengan TUHAN. Pemilik, Pemelihara umat dan kehidupan umat. Beribadah kepada TUHAN adalah ungkapan sukacita, syukur karena kasih setia TUHAN yang nyata dan memelihara kehidupan umat.
Berapa lama kita tahan mengikuti sebuah ibadah? Maaf, kadang kita mengeluh untuk ibadah yang terasa begitu lama. Mengapa mengeluh? lbadahnya monoton, pendeta khotbahnya tidak menarik, doanya bertele-tele; demikian hal-hal yang sering diungkapkan. Tapi pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri: bagaimana sikap hati saya ketika saya beribadah kepada TUHAN? Apakah arti ibadah buat saya? Dua pertanyaan ini dapat membantu kita untuk membangun ibadah yang hidup, yang kita rindukan, karena kita beribadah bukan sebagai kewajiban atau beban; sebaliknya kita beribadah dalam kerinduan dan rasa syukur.

KJ.392 : 3

Doa : (Ya TUHAN, berikan hati kami yang bersukacita dan bersyukur)