Renungan Pagi 6 April 2019

KJ.6 : 1,2 – Berdoa

Keluaran 20 : 1-7
“Akulah TUHAN. Allahmu, yang membawa engkau keluar dnrl tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (ay.2)

Apakah yang membuat kita merasa nyaman dalam beribadah? Apakah yang membuat kita menyukai suatu ibadah? Tempatnya? Fasilitas penunjangnya? Rangkaian acara ibadahnya? Atau para pengisi ibadahnya, atau pengkhotbahnya? Pasti ada banyak hal yang menyebabkan kita menyukai suatu ibadah. Ketika orang Israel dibebaskan TUHAN Allah dari perbudakan di Mesir, maka tujuan utama mereka dibebaskan TUHAN Allah adalah agar orang Israel dapat beribadah kepada TUHAN Allah (3:12). Bagaimana orang Israel membangun ibadah mereka kepada TUHAN Allah? Orang Israel harus mengenal kepada siapa mereka beribadah, yaitu kepada TUHAN Allah yang membebaskan mereka dengan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Mereka harus memahami dan menghayati bahwa mereka beribadah kepada TUHAN Allah yang Mahakuasa, yang berkuasa atas segala sesuatu di alam semesta. Sehingga tidak ada alasan bagi umat Allah untuk mengalihkan perhatian dan pusat ibadah mereka kecuali hanya kepada TUHAN Allah! Dan pengenalan akan TUHAN Allah dengan baik dan benar akan melahirkan perihidup yang menjaga kekudusan dan kemuliaan TUHAN dalam perilaku hidup sesehari!
Kita beribadah, karena kita tahu kepada siapa kita beribadah dan untuk apa kita beribadah! Kita beribadah kepada TUHAN Allah yang Empunya segalanya, termasuk diri dan kehidupan kita. Kita beribadah kepada-Nya, kita bersandar, bergantung dan percaya akan kuasa dan kasih-Nya. Kita beribadah kepada-Nya berarti kita diberi keistimewaan untuk dijumpai dan menjumpai-Nya. Jadi. ibadah bukan soal aman dan nyaman! Ibadah adalah tentang kesungguhan, dan kerendahan hati kita di hadapan TUHAN.

KJ.6 : 3,4

Doa : (Ya TUHAN, agunglah nama-Mu, teguhkan kami dalam kasih setia-Mu)